Hidayatullah.com — Duta besar dari Yordania, Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) tidak menghadiri acara buka puasa bersama yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri Israel pada Ahad. Ketidakhadiran ini lantas menimbulkan dugaan adanya keretakan antara entitas zionis Israel dan negara-negara Arab.
Bahrain dan UEA malah mengirim diplomat tingkat rendah ke acara bukber tersebut, meskipun duta besar Mesir dan Turki hadir, lapor Times of Israel pada Selasa (04/04/2023). Kepala kantor penghubung Maroko di Israel, Abderrahim Beyyoudh, juga hadir.
Acara tersebut dimaksudkan untuk mempertemukan para duta besar negara-negara mayoritas Muslim usai menteri sayap kanan Israel menyebabkan kecaman di dunia Arab atas serangkaian komentar yang menghasut.
Selama buka puasa, Menteri Luar Negeri Israel Cohen memuji Abraham Accords – yang membuat Israel menjalin hubungan dengan UEA, Bahrain, Sudan, dan Maroko – meskipun acara tersebut jelas-jelas dihina oleh Abu Dhabi dan Manama, dengan mengatakan itu adalah “pencapaian terbesar negaranya” dalam beberapa tahun terakhir”.
“Abraham Accords membawa perubahan dalam hubungan dengan pemerintah dan tidak kurang, dengan orang-orang di Timur Tengah,” tambahnya.
Namun telah terjadi krisis diplomatik antara Israel dan negara-negara Arab sejak pembentukan pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada bulan Desember.
Bulan lalu, Yordania memanggil duta besar Israel untuk Amman sebagai protes setelah Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengatakan kepada audiensi di Paris bahwa orang Palestina “tidak ada”.
Pada hari Ahad, Raja Yordania Abdullah mengatakan adalah tugas semua Muslim untuk menentang provokasi Israel di tempat-tempat suci di Yerusalem.
Ada juga laporan tentang ketegangan dengan UEA atas tindakan Smotrich setelah dia menyerukan pembersihan etnis kota Hawara di Palestina menyusul pogrom oleh pemukim Israel.
UEA juga dilaporkan marah atas penyerbuan Masjid Al-Aqsha oleh Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir pada bulan Januari.
Sejak tahun 2023 ini, sudah 83 warga Palestina dibunuh oleh zionis Israel di Tepi Barat yang diduduki.*