Hidayatullah.com — Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengungkapkan bahwa pasca penembakan kantor MUI yang dilakukan oleh seorang tak dikenal yang mengaku nabi, pihaknya kini fokus melakukan pembenahan Sistem Keamanan Internal.
“Kejadian tersebut membuat kita menjadi muhasabah internal sekaligus instropeksi untuk meningkatkan kapasitas security system kita. Intinya kita instropeksi ke dalam yaitu melakukan perbaikan sistem ke dalam,” ujar Wakil Sekjen MUI Kiai Arif Fahrudin pada Ahad (07/05/2023).
Sementara terkait perkembangan kasus penembakan, Kiai Arif menyebut bahwa MUI telah menyerahkan sepenuhnya kepada pihak-pihak yang memiliki kewenangan untuk melakukan investigasi dan hal-hal lainnya yang dapat membantu mengusut kasus tersebut.
“Kalau turut andil dalam kasus ini maka semua ada kapasitasnya, maka dari itu saya sampaikan MUI cukup untuk melakukan instropeksi ke dalam. Adapun yang sifatnya ke luar, kami tidak akan mengambil sikap yang spekulatif, karena itu pasti sudah ada kewenangannya masing-masing,” ujarnya, dilansir laman resmi MUI.
Lebih lanjut, Kiai Arif menyatakan bahwa terkait penyelidikan di luar MUI pihaknya mendorong aparat hukum dan stakeholder lainnya untuk membantu MUI.
Diketahui, pelaku penembakan kantor MUI sempat menulis surat yang berisikan keinginan untuk dapat bertemu dengan ketua MUI. Namun, dalam surat yang beredar di media sosial, surat tersebut bukan merupakan surat resmi dari sebuah lembaga atauapun organisasi, di dalamnya juga terdapat narasi ancaman.
Dalam hal ini Wasekjen MUI juga menegaskan bahwa administrasi merupakan landasan bagi MUI untuk dapat melayani para tamu yang ingin berkunjung. Namun dalam surat tersebut justru ditemui banyak kejanggalan.
“Sistem administrasi surat menyurat menjadi jaminan dasar MUI melayani. Kalau suratnya jelas, prihalnya jelas, nomor kontaknya jelas, ditujukannya jelas, tentu itu akan kita respon,” tutur Kiai Arif menegaskan.
“Namun setelah kita lihat dari surat-suratnya tidak memenuhi kualifikasi untuk bisa ditanggapi dengan prioritas bahkan kemudian terakhir kita lihat ada nada-nada ancaman, artinya kita tidak bisa menerima atau mengundang pihak-pihak yang mengancam keselamatan keamanan di wilayah MUI,” imbuhnya.
Menanggapi kejadian tersebut, Kiai Arif Fahrudin menyampaikan turut prihatin atas penyerangan yang terjadi di kantor MUI yang merupakan tempat para ulama, zuama dan cendekiawan Islam untuk membimbing, membina dan mengayomi umat.
Selain itu, beliau juga mendokan pelaku yang sudah meninggal agar mendapatkan maaf dari Allah Swt sehingga dosa-dosanya diampunkan.*