Hidayatullah.com—Hari ketiga kekerasan paling mematikan dalam beberapa bulan terakhir, menewaskan 25 orang di wilayah Jalur Gaza Palestina. Serangan udara yang dilancarkan tentara penjajah sejak Selasa (9/5/2023), menewaskan anggota pejuang pembembasan Palestina dan warga sipil, termasuk sejumlah anak-anak.
Kairo menengahi upaya untuk menutup gencatan senjata antara ‘Israel’ dan pejuang pembembasan Palestina Jihad Islam, sementara Prancis, Jerman, Yordania dan Mesir telah menyerukan segera diakhirinya kekerasan.
“Pertumpahan darah ini harus diakhiri sekarang,” desak Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock setelah menjadi tuan rumah pembicaraan yang diadakan di Berlin.
Pejuang pembembasan Palestina di Jalur Gaza telah meluncurkan lebih dari 500 roket ke arah ‘Israel’. Dari roket yang diluncurkan, 368 melintasi perbatasan dan 154 roket dicegat oleh sistem pertahanan rudal Iron Dome ‘Israel’, sementara 110 roket jatuh di Gaza, ungkap militer ‘Israel’.
Jihad Islam telah mengkonfirmasi telah kehilangan empat pemimpinnya dalam serangan yang diluncurkan oleh ‘Israel’ selama beberapa hari terakhir, dengan Ali Ghali, komandan unit peluncuran roket, korban terbaru dari serangan ‘Israel’.
Perdana Menteri penjajah Benjamin Netanyahu mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada Rabu malam (3 Mei) bahwa tentara ‘Israel’ “masih melanjutkan kampanyenya” dan akan berulang kali “menyerang Jalur Gaza”.
Kekhawatiran PBB
Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan kekhawatiran atas serangan Pasukan Pertahanan ‘Israel’ (IDF) di Gaza yang menewaskan sedikitnya 25 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak.
Dalam pernyataan yang dirilis Kamis (11/5/2023), Juru Bicara Kantor HAM PBB Jeremey Laurence juga menyuarakan kewaspadaan atas eskalasi konflik di Jalur Gaza, menyusul tembakan roket oleh kelompok bersenjata Palestina ke ‘Israel’. Dia mendesak semua pihak untuk meredakan ketegangan.
“Sejak 9 Mei, total sudah 25 warga Palestina, termasuk enam anak dan empat perempuan, gugur dan puluhan orang lainnya terluka di Gaza, menurut data yang diverifikasi oleh PBB,” kata Lawrence.
Lawrence mengatakan bahwa bangunan-bangunan yang diserang IDF, di antaranya apartemen, sehingga menimbulkan kekhawatiran serius apakah serangan itu sesuai dengan prinsip pembedaan dan proporsionalitas dalam hukum humaniter internasional.
“Kami prihatin tentang apakah IDF mengambil tindakan pencegahan yang cukup untuk menghindari, dan … untuk meminimalisasi, hilangnya nyawa warga sipil, cedera warga sipil, dan kerusakan yang dialami warga sipil,” ujar dia.
Lawrence kemudian menegaskan bahwa peluncuran roket secara sembarangan dari Gaza ke ‘Israel’, yang membahayakan warga sipil ‘Israel’ dan Palestina, jelas melanggar hukum kemanusiaan internasional.
“Kami mendesak semua pihak untuk mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ketegangan dan melakukan penyelidikan yang cepat dan transparan terhadap semua pembunuhan, terutama terhadap warga sipil,” tutur dia.
Berdasarkan data Palestina, sedikitnya 130 warga Palestina dibunuh oleh pasukan ‘Israel’ sejak awal tahun ini. Sedikitnya 19 warga ‘Israel’ juga gugur dalam serangan terpisah selama periode yang sama.* (afp/aa)