Hidayatullah.com – Otoritas Palestina menyambut duta besar pertama Arab Saudi pada hari Sabtu. Hal ini muncul di saat kerajaan sedang mempertimbangkan prospek untuk membangun hubungan diplomatik formal dengan Israel.
Arab Saudi telah memperjuangkan perjuangan Palestina dan menghindari hubungan resmi dengan Israel namun AS berusaha untuk mempromosikan normalisasi hubungan Israel-Saudi.
Dalam sebuah upacara di Yordania, penasihat diplomatik Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Majdi al-Khalidi, menerima salinan surat kepercayaan Duta Besar Nayef Al-Sudairi sebagai utusan non-konsuler Saudi, kata kantor berita resmi Palestina, Wafa.
Langkah tersebut merupakan “langkah penting yang akan berkontribusi untuk lebih memperkuat hubungan persaudaraan yang kuat yang mengikat kedua negara dan kedua bangsa yang bersaudara,” kata al-Khalidi, menurut Wafa.
Analis Palestina Talal Okal mengatakan bahwa penunjukan diplomatik tersebut merupakan setengah langkah menuju kantor perwakilan resmi Arab Saudi di Tepi Barat yang diduduki. “Ini juga merupakan pesan bahwa Arab Saudi berkomitmen terhadap hak-hak Palestina di negara yang berdaulat penuh,” tambahnya.
Kekhawatiran Otoritas Palestina
Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki mengatakan pekan lalu bahwa Otoritas Palestina yang didukung oleh Abbas berharap untuk terlibat dengan Arab Saudi atas kekhawatiran mereka tentang potensi normalisasi dengan Israel.
Para pejabat AS, Israel dan Arab Saudi mengatakan bahwa kesepakatan semacam itu masih jauh dari kenyataan, dengan berbagai isu kompleks yang harus diselesaikan, termasuk eskalasi kekerasan di Tepi Barat yang diduduki Israel dan kemungkinan pengembangan tenaga nuklir sipil oleh Arab Saudi.
Palestina khawatir bahwa kesepakatan apapun akan melemahkan dukungan bagi perjuangan mereka di dunia Arab yang lebih luas dan melemahkan harapan mereka akan sebuah negara Palestina yang merdeka.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Arab Saudi diam-diam telah menerima apa yang disebut Kesepakatan Abraham yang telah menormalkan hubungan antara Israel dan negara-negara Teluk seperti Uni Emirat Arab dan Bahrain.
Ketika ditanya apakah ia akan mempertimbangkan konsesi kepada Palestina sebagai bagian dari kesepakatan dengan Saudi, gembong zionis Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah wawancara dengan NBC bulan ini: “Palestina harus memiliki semua kekuatan untuk mengatur diri mereka sendiri dan tidak ada kekuatan untuk mengancam kami.”
Namun, anggota koalisi sayap kanannya telah mengesampingkan konsesi apa pun.*