Hidayatullah.com– Pengawas etika korporasi Kanada akan menyelidiki apakah perusahaan-perusahaan menggunakan tenaga kerja paksa Muslim Uyghur (Uighur) China.
Pihak berwenang Kanada, hari Kamis (24/8/2023) membuka investigasi terhadap dugaan pelanggaran hak asasi manusia oleh unit-unit perusahaan Walmart dan Hugo Boss.
Canadian Ombudsperson for Responsible Enterprise (CORE), yang mengkaji pengaduan-pengaduan pelanggaran HAM, akan menyelidiki dugaan penggunaan tenaga kerja paksa dalam rantai suplai mereka.
Penyelidikan akan berfokus pada apakah operasional kedua perusaan itu atau apakah produksi barang-barangnya menggunakan tenaga kerja paksa Muslim Uyghur.
Kedua perusahaan itu membantah tuduhan dan menolak berpartisipasi dalam pemeriksaan awal yang dilakukan CORE.
Kelompok-kelompok peduli HAM dan pemerintah negara-negara Barat berulang kali menuding pihak berwenang China melakukan melakukan tindakan keras dan sewenang-wenang terhadap Muslim Uyghur dan anggota kelompok etnis minoritas lainnya di Provinsi Xinjiang di bagian barat negeri tirai bambu.
Mereka mengatakan lebih dari satu juta orang Uyghur dan etnis minoritas Muslim lain di Xinjiang dikurung di fasilitas-fasilitas yang disebut Beijing sebagai “kamp re-edukasi” mengalami perlakuan buruk setara pelanggaran HAM termasuk kerja paksa.
UN High Commissioner for Human Rights menyebut perlakuan otoritas China terhadap orang-orang Uyghur sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
Parlemen di negara-negara Barat, termasuk Kanada, bahkan menyebut tindakan kejam yang dilakukan terhadap orang-orang Uyghur sebagai genosida, pembasmian etnis.
Namun, pemerintah China membantah tuduhan-tuduhan itu. Beijing menggambarkan “kamp re-edukasi” itu sebagai pusat pelatihan ketrampilan yang dirancang untuk meredam ekstremisme.
Nike Canada dan Ralph Lauren sedang disoroti CORE, yang menerima sejumlah pengaduan yang dimasukkan oleh koalisi 28 organisasi masyarakat sipil pada 22 Juni.
CORE juga akan melakukan investigasi terhadap unit usaha perusahaan fesyen Diese, yang dimiliki oleh perusahaan asal Italia OTB. Lembaga itu sudah melakukan penyelidikan serupa terhadap Nike Canada, Dynasty Gold dan Ralph Lauren.
“Oleh karena media antarpihak dalam hal ini bukan merupakan opsi, kami akan melakukan investigasi terhadap tuduhan-tuduhan yang dipaparkan dalam pengaduan-pengaduan tersebut,” kata Sheri Meyerhoffer, anggota CORE, seperti dilansir DW.
Walmart Canada mengatakan pihaknya tidak mentoleransi penggunaan tenaga kerja paksa apapun.*