Hidayatullah.com–Para wartawan, kru media dan kru mobil penyiar televisi tidak lepas dari target penjajah Zionis Israel dalam Intifada Al-Quds di Tepi Barat, Jalur Gaza dan Al-Quds yang terjajah.
Tercatat dalam laporan persatuan radio dan televisi Palestina, puluhan wartawan terluka sejak awal bulan Oktober.
Selama 13 hari, organisasi tersebut memantau sedikitnya ada 33 wartawan yang terluka. 15 0rang di antaranya terluka dengan peluruh timah panas dan peluru karet. Sementara yang lainnya terluka dengan bom suara dan gas air mata atau dengan keadaan sesak napas yang sangat parah selama peliputan mereka di lapangan.
Persatuan wartawan menegaskan sebagaimana dikutip situs quds.ps, Kamis (15/10/2015) bahwasanya mentargetkan wartawan dan para kru media merupakan pelanggaran yang sangat jelas terhadap ketentuan hukum kemanusian internasional dan kesepakatan Jenewa.
Dalam kesepakatan Jenewa, wartawan dianggap sebagai warga sipil sebagaimana dinyatakan dalam dalam pasal 79 Protokol Tambahan 1 1977 dikatakan, sengaja mengarahkan serangan langsumg terhadap warga sipil merupakan kejahatan perang sesuai dengan peraturan asas Roma tentang Mahkamah Pidana internasional.
Wartawan dan fotografer yang terluka sejak awal bulan ini adalah: Ahmed Talaat Hassan, Hana Muhameed, Ahmed Barahamah, Amon Sheikh, Taha Abu Hussein, Salah Ziad yang terluka dengan peluru tajam di perut, Alaa Daraghmeh, ‘Atef Safdi, Ahmad Zuwaid, Shakhr Zawatiyah, Amir Al-Khati, Sami Al-Ja’bari, Muthana Ad Diik, Amjad Shawir, Mohammed Fawzi, dan Essam Rimawi.
Persatuan wartawan juga mencatat korban lainnya, yaitu Menaa Qawasmi, Fadi Ja’bah, Mahmoud Khallaf, Nidal Al-Natsheh, Rami Sweidan dengan peluru tajam di kaki, arsitek satelit siaran Palestina saat ini, Mohammed al-Sharif, Ashraf Abu Amra, Hoda Abdel-Hamid, Ali Diwani, Ra’fat Hagai, Samir Buji, Wael Dahdouh dan fotografernya Mahmoud Awad, Omamed Kahlout, Daoud Abu al- Kaas, Hussein Abdel Gawad, Asim Shahadah dan Hussein Karsou.
Tercatat pula, dua wartawan asing terluka selama meliput konfrontasi, mereka adalah fotografer Turkey Anadolu Agency (AA) di Gaza, Matin Kaya, ketika meliput konfrontasi di timur Kota Gaza, dan seorang wartawan asing dari Eropa Agency ketika meliput konfrontasi di daerah sekitar Bet-il utara Kota Al-Bir.
Pasukan penjajah Israel selama dua minggu terakhir menahan tiga orang wartawan, mereka adalah: Raid Al-Sharif dan Raid Zoughair dari Radio Minbar al Huriya di Al-Khalil, serta wartawan Al-Quds Hanadi al-Qawasimi yang ditahan menyusun laporan tentang aktifitas perdagangan di Kota Al-Quds yang terjajah.
Selain itu, otoritas penjajah memutuskan untuk menjauhkan reporter channel Palestina Alyoum di Kota Al-Quds distrik Abu Armilah dari Masjid Al Aqsha sampai pemberitahuan lebih lanjut, setelah melakukan upaya penyerangan terhadapnya di dekat pintu al-Mughrabi.
Persatuan tersebut menyatakan bahwa selama dua minggu terakhir, berhubungan dengan menjadikan wartawan Palestina sebagai target serangan, merupakan hasil dari kampanye yang menghasut dari para pemukim Israel terhadap sebagian channel dan situs-situs, seperti TV Palestina dan situs berita Quds di jejaring sosial dengan mengklaim bahwa channel dan situs tersebut menghasut untuk melakukan penyerangan melawan zionis Israel.*/Jundi Iskanda