Hidayatullah.com– Beijing menuding dinas intelijen Inggris MI6 merekrut aparatur sipil negara (ASN) China sebagai mata-mata.
Lewat kanal resmi di platform WeChat, Kementerian Keamanan China mengatakan kaki-tangan MI6 mengubah seorang pria China yang hanya disebutkan berwarga Wang dan istrinya berwarga Zhou menjadi penentang Beijing, lansir BBC Ahad (2/6/2024).
Keduanya bekerja di departemen “rahasia inti” di sebuah badan pemerintah China.
Kementerian menuding MI6 mulai “membimbing” Wang ketika dia pergi ke Inggris untuk melanjutkan pendidikan tinggi pada 2015, lewat program pertukaran Sino-British.
Kaki tangan MI6 “memberikan perlakuan istimewa” kepada Wang selama di Inggris, seperti mengundangnya ke acara-acara makan malam dan melancong dengan tujuan “mengenali apa saja minatnya serta kelemahannya,” tuding kementerian.
Tuduhan Beijing itu dikemukakan sebulan setelah Inggris mendakwa dua orang sebagai mata-mata untuk China. Polisi Inggris menuduh mereka memberikan “artikel, catatan, dokumen atau informasi” kepada negara asing, sementara China menyebut tuduhan tersebut sebagai “fitnah keji”.
China tidak mengungkapkan bagaimana mereka mengungkap kasus yang melibatkan Wang dan Zhou. Mereka hanya bilang bahwa kasus tersebut terungkap setelah dilakukan “penyelidikan menyeluruh”.
Otoritas China mengklaim kaki-tangan MI6 memanfaatkan kelemahan Wang yang “bernafsu besar terhadap uang”, berteman dengannya di kampus dengan menyamar sebagai alumnus, dan memberikannya pekerjaan sebagai “konsultan”.
Setelah beberapa waktu, dan menurut penilaian mereka “kondisinya sudah matang”, kaki-tangan MI6 kemudian meminta Wang untuk mengabdi kepada pemerintah Inggris dengan imbalan upah yang lebih besar dan menawarkan keamanan baginya, kata Kementerian Keamanan China.
Melalui Wang, kaki tangan MI6 kemudian jiga merekrut Zhou untuk memata-matai China, imbuhnya.
“Wang awalnya ragu-ragu tetapi tidak kuasa menolak pendekatan, bujuk-rayu dan bahkan paksaan yang terus dilakukan, dan akhirnya menyetujuinya,” kata kementerian dalam sebuah pernyataan di WeChat.
“Oleh karena desakan kuat Wang, Zhou bersedia mengumpulkan informasi… dan jadilah dia dan istrinya mata-mata untuk Inggris.”
Kementerian menambahkan bahwa kasus itu masih dalam penyelidikan, tetapi tidak mengatakan apakah suami-isteri itu akan dihukum.
China kemungkinan mengangkat kasus itu ke publik pada saat ini sebagai bentuk pembalasan, tetapi Beijing sebelumnya juga menangkap orang dengan tuduhan spionase, kata Chong Ja-Ian, pakar politik tidak tetap di Carnegie China, seraya menambahkan bahwa seberapa kebenaran klaim China itu belum dapat dipastikan karena informasi yang tersedia masih sangat terbatas. Terlebih, China adakalanya menutupi kasus-kasus yang muncul.*