Hidayatullah.com–Israel menolak untuk bekerja sama dengan tim pencari fakta yang ditunjuk oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB guna menyelidiki serangan Israel terhadap konvoi Armada Kebebasan pada akhir Mei lalu. Di sisi lain, Hamas dan Fatah menyambut baik keputusan PBB di Jenewa tersebut. Demikian dilansir Al-Jazeera.net (24/7).
Juru bicara Perdana Menteri Israel, Ophir Gndelman menolak untuk bekerja sama dengan tim yang dibentuk Dewan Hak Asasi Manusia PPB tersebut.
Dalam pernyataannya yang disampaikan kepada Al-Jazeera.net, Gndelman mengatakan bahwa tidak perlu untuk membentuk semacam komite, dengan alasan Israel telah membentuk tim investigasi sendiri guna menyelidiki kasus penyerangan Armada Kebebasan tersebut.
Juru bicara Israel itu juga mengkritik Dewan Hak Asasi Manusia PBB dengan mengatakan bahwa lembaga tersebut tidak memiliki kredibilitas, serta meliputi negara-negara yang melanggar hak asasi manusia.
Sedangkan Presiden Israel Shimon Peres menerima keputusan Dewan Hak Asasi Manusia itu dengan berat. Bahkan ia menuduh bahwa anggota PBB itu berisikan orang-orang yang mayoritasnya anti-Israel.
Di sela-sela kunjungannya selama dua hari ke Slovania, Peres mengatakan bahwa terdapat diskriminasi terhadap Israel dalam keputusan PBB tersebut. Menurutnya, banyak terjadi konfrontasi antara organisasi-organisasi teroris dengan negara-negara demokrasi.
Namun dalam kesempatan itu, dia menolak untuk berbicara tentang tuntutan Turki kepada Israel agar meminta maaf atas pembantaian yang dilakukan oleh pasukan Israel terhadap para aktivis Turki dalam konvoi Armada Kebebasan di kapal Mavi Marmara. [sdz/jzr/hidayatullah.com]