Hidayatullah.com – Gerakan Perlawanan Islam, Hamas, mengatakan telah memulai konsultasi untuk memilih pemimpin baru kelompok Palestina tersebut setelah pembunuhan kepala politiknya, Ismail Haniyah.
“Menyusul syahidnya pemimpin kami, para pemimpin gerakan ini telah memulai proses konsultasi yang luas di dalam hirarki dan lembaga-lembaga penasihat untuk memilih pemimpin baru,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan di akun-akun media sosialnya pada Ahad (04/08/2024).
Pernyataan itu mengatakan pembunuhan Haniyah “hanya akan membuat Hamas dan perlawanan Palestina lebih kuat dan lebih bertekad untuk melanjutkan jalan dan pendekatannya”.
Kelompok tersebut mengatakan hasil konsultasi akan segera diumumkan jika selesai.
Ismail Haniyah dibunuh di ibukota Iran, Teheran, pada Rabu dalam sebuah serangan yang oleh para pejabat Iran dituduhkan kepada Israel. Pengawalnya juga terbunuh.
Iran dan proksinya di Timur Tengah berjanji akan membalas pembunuhan Ismail Haniyah. Israel – yang diyakini oleh Hamas, Iran dan pihak-pihak lain sebagai pelaku serangan tersebut – belum memberikan komentar secara langsung atas pembunuhan tersebut.
Haniyah berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.
Setelah pemakaman di Teheran, di mana shalat jenazah dipimpin oleh Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei pada hari Kamis, jenazah Haniyah diterbangkan ke Doha untuk dimakamkan.
Pemimpin Hamas tersebut tinggal di ibu kota Qatar, tempat negosiasi dengan ‘Israel’ dan para pemangku kepentingan lainnya, termasuk Mesir dan Amerika Serikat, mengenai kemungkinan gencatan senjata di Gaza telah berlangsung secara terus menerus sejak perang dimulai pada bulan Oktober.
Kemungkinan meningkatnya ketegangan
Ketika Iran dan sekutu-sekutunya mempersiapkan tanggapan mereka terhadap pembunuhan Haniyah, ketegangan meningkat di Timur Tengah karena kekhawatiran akan terjadinya perang regional.
Amerika Serikat, sebagai sekutu utama Israel, mengatakan bahwa mereka akan memindahkan lebih banyak kapal perang dan jet tempur ke wilayah tersebut.
Sementara beberapa pemerintah Barat, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, telah meminta warganya untuk segera meninggalkan Libanon, tempat sekutu Hamas, Hizbullah, bermarkas.
Pembunuhan Haniyah di Teheran terjadi hanya beberapa jam setelah pembunuhan kepala militer Hizbullah di Beirut oleh Israel, yang memicu janji pembalasan dendam dari Iran dan “poros perlawanan”, yaitu kelompok-kelompok bersenjata di Timur Tengah yang didukung oleh Iran.*