Puluhan ribu warga Suriah menyemut menghadiri shalat Jumat pertama di Masjid Umayyah atau dikenal dengan Masjid Umawi di Damaskus, setelah kebebasan dari Rezim Bashar al-Assad
Hidayatullah.com | PULUHAN RIBU warga Suriah menyemut untuk menghadiri shalat Jumat pertama setelah kebebasan dari Rezim Bashar al-Assad. Shalat dilaksanakan di Masjid Umayyah atau dikenal dengan Masjid Umawi di Damaskus.
Kerumunan besar orang telah memenuhi jalan-jalan, sementara masjid hampir tidak dapat menampung mereka. Dalam rekaman video yang beredar menunjukkan kerumunan massa besar berkumpul di Masjid Umayyah yang terkenal di ibu kota Damaskus.
Pemimpin Oposisi Al-Jailani: Ini Jumat Kemenangan
Sebelumnya, Abu Mohammed Al-Jailani, pemimpin pejuang oposisi yang memimpin serangan kilat yang menggulingkan rezim tangan besi, telah menghimbau warga Suriah untuk berhenti bekerja pada hari Jumat dan merayakannya.
“Saya ingin mengucapkan selamat kepada rakyat Suriah yang hebat atas kemenangan revolusi yang diberkahi,” demikian pesannya kepada rakyat Suriah di sebuah video yang diunggah melalui akun telegram.
Ahmed Al-Shara, nama asli Al-Jaulani, yang juga panglima tertinggi pemerintahan Suriah yang baru, menyebut fenomena ini sebagai “Jumat kemenangan”. “Setelah ini, mari kita bergerak untuk membangun negara ini, dan seperti yang kami katakan sejak awal, mansura (Revolusi) dengan pertolongan Tuhan),” ujarnya
Di seberang Souk Hammidiyah, pasar yang berliku-liku, jendela-jendela toko ditutup, masih mengibarkan bendera dua bintang peninggalan Suriah kuno.
Namun, di sepanjang jalan utama tampak orang-orang yang menjual bendera-bendera revolusioner, yang banyak di antaranya dibawa sambil berdesakan melewati reruntuhan Romawi dalam perjalanan ke masjid berusia 1.300 tahun di jantung Kota Tua.
Abdullah Mohammed, 41, tinggal di Damaskus dan jarang menghadiri shalat Jumat di Masjid Ummayad, tetapi mengatakan ia membuat pengecualian pada Jumat ini.
“Hari ini istimewa. Sebelumnya, kami adalah budak, tetapi sekarang kami bebas dan kami dapat mengatakan apa pun yang kami inginkan,” kata Mohammed kepada Middle East Eye (MEE). “Semoga Allah memberi kami hari-hari yang lebih baik di masa mendatang.”
Kerumunan orang melewati Reruntuhan Romawi di Kota Tua
Mohammed berada di antara pengunjung yang gembira di halaman masjid. Para pejuang oposisi bersenjata, anak-anak yang memegang bendera, warga Suriah seperti dia dari ibu kota, tetapi juga yang datang dari tempat yang jauh, berkerumun di sekitar kompleks masjid, mengambil foto dan video.
Haidar, seorang pejuang oposisi berusia 33 tahun dari Damaskus, mengatakan dia telah tinggal di Idlib, provinsi barat laut yang dikuasai pejuang oposisi yang menjadi tempat perlindungan bagi banyak warga Suriah yang melarikan diri dari daerah yang dikuasai pemerintah, tetapi selama beberapa tahun terakhir dan selalu yakin dia akan kembali ke masjid.
“Itulah jantung Suriah. Itu adalah sebuah simbol,” katanya. “Saya selalu yakin saya akan melihatnya karena saya percaya kepada Tuhan dan Tuhan telah memberikan kita hari ini.”
“Saya telah menunggu momen ini selama bertahun-tahun. Saya sangat senang melihat semua orang bebas,” kata Alaa Khoudari, seorang pria berusia 37 tahun dari daerah Midan di Damaskus, mengatakan kepada MEE.
Khoudari, yang bersama putranya yang berusia lima tahun, Kareem, mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya dia pergi ke masjid. “Mereka tidak mengizinkan saya masuk sebelumnya. Saya sangat senang. Insya Allah, dia akan mengalami hari-hari yang lebih baik daripada kami,” katanya sambil menunjuk Kareem.
Di halaman masjid, banyak warga Suriah yang mengibarkan bendera yang diterima oleh badan pemerintahan baru Suriah, sementara kata-kata solidaritas juga diteriakkan. Pemandangan menunjukkan banyak anak-anak remaja berfoto dengan para pejuang oposisi.
Perdana Menteri Mohamed al-Bashir jadi Khatib Jumat
Sementara itu, Perdana Menteri Sementara Suriah, Mohamed al-Bashir, memimpin doa dan menyampaikan khotbah yang menyerukan kasih sayang dan persatuan.
“Jadikan Suriah sebagai simbol kebebasan. Biarkan Suriah menjadi simbol belas kasihan,” kata al-Bashir.
Mohammed al-Bashir diangkat menjadi Perdana Menteri sementara Suriah berkat dukungan kelompok pejuang oposisi yang menggulingkan Presiden Bashar al-Assad, baru-baru ini. Al-Bashir, ditugaskan untuk membentuk pemerintahan untuk mengelola urusan negara dalam masa transisi hingga awal Maret mendatang.
Setelah shalat Jumat, puluhan ribu warga Suriah, yang berkumpul di Masjid Umayyah berbaris menuju Lapangan Umayyah untuk merayakan 14 tahun setelah Jumat pertama bermartabat untuk mengenang revolusi Suriah.
Penduduk setempat menyelinap melalui lorong-lorong dan jalan pintas yang mereka kenal dengan baik, sementara warga Suriah dari jauh terjebak dalam kerumunan orang di sepanjang jalan utama.
Menit demi menit, alun-alun itu dipenuhi semakin banyak warga Suriah, lagu-lagu Abdel-Basset al-Sarout , pesepakbola Suriah yang berubah menjadi penulis lagu revolusioner dan pejuang oposisi yang terbunuh saat melawan pasukan pro-pemerintah pada tahun 2019, menggema di kota itu dengan penuh perayaan.*
Dikutip laman almasryalyoum.com, fenomena serupa juga dilakukan di luar ibu kota Damaskus. Beberapa pawai meriah berlangsung di sejumlah kota di Suriah lainnya, termasuk Aleppo, Hama, Homs, Idlib, Daraa, Latakia, Suwayda dan Deir ez-Zor.*