Hidayatullah.com– US Army melakukan penyelidikan terhadap seorang prajurit muda yang mengikuti Base, sebuah akun kelompok ekstremis neo-Nazi di platform TikTok yang merekrut para tentara untuk bersiap menghadapi peperangan antar-ras.
Sejumlah pakar mengatakan contoh seperti ini menunjukkan bagaimana Pentagon di bawah kepemimpinan Pete Hegseth – menteri pertahanan pilihan Donald Trump – membiarkan ekstremisme merajalela di tubuh militer Amerika Serikat, lansir The Guardian Senin (14/4/2025).
Di permukaan, mengikuti sebuah akun TikTok tampak sebagai tindakan remeh bagi seorang prajurit muda dari 1st Infantry Division. Namun masalahnya, prajurit itu mengikuti Base, akun organisasi neo-Nazi yang pernah menjadi target penyelidikan FBI, dan tidak hanya itu, ada arahan yang dikeluarkan semasa Presiden Joe Biden perihal larangan bagi anggota militer untuk mengikuti aktivitas media sosial semacam itu.
Namun setelah Trump dilantik, pada bulan Februari Departemen Pertahanan AS mengeluarkan memo berisi penghentian inisiatif kontraterorisme yang bertujuan menghilangkan pengaruh pemahaman supremasi kulit putih dan ideologi kanan-jauh di kalangan prajurit, dengan alasan hal tersebut tidak sejalan dengan perintah eksekutif Presiden Trump.
Hasil penyelidikan terhadap kasus penyerbuan Capitol Hill 6 Januari 2021 oleh para pendukung Trump – guna membatalkan hasil pilpres yang memenangkan Joe Biden – menunjukkan sedikitnya 151 pelaku serangan memiliki latar belakang militer.
Menyusul peristiwa 6 Januari itu, Pentagon membentuk kelompok kerja guna menanggulangi ekstremisme di lingkungannya.
Namun, sejak Pentagon dipimpin Hagseth pengawasan terhadap aktivitas prajurit terkait ekstremisme tampak semakin longgar.
“Menurut saya tampak jelas bahwa tentara yang tertarik pada sayap kanan tidak terlalu takut – Hegseth telah menegaskan bahwa dia tidak peduli dengan masalah (ekstremisme) ini,” kata Heidi Beirich, salah satu pendiri Global Project Against Hate and Extremism.
Beirich menegaskan bahwa jika ada prajurit yang terhubung dengan Base, maka militer harus segera memulai sidang pemecatan atau setidaknya memberikan hukuman.
Sungguh “sangat mengerikan” ada tentara Amerika yang berkaitan dengan kelompok seperti neo-Nazi, kata Beirich.
“Tidak diragukan lagi ini akan menjadi akhir dari karir prajurit itu – dan memang seharusnya begitu. Ada peraturan yang melarang aktivitas semacam ini, tetapi apakah peraturan tersebut ditegakkan atau tidak, masih menjadi pertanyaan,” imbuhnya.
Base memiliki rekam jejak yang terdokumentasi dengan baik dalam aktivitasnya menarik tentara aktif dan veteran ke dalam kelompoknya. Dipimpin oleh seorang bekas kontraktor pasukan khusus, Base memiliki anggota beberapa veteran perang kontraterorisme dan seorang tentara cadangan Kanada yang menyeberang ke AS secara ilegal dan kemudian ditangkap dan sekarang sedang menjalani masa hukumannya.
Para kritikus berulang kali menegaskan bahwa mengabaikan ekstremisme sayap kanan di militer tidak hanya merupakan tindakan bodoh secara historis, tetapi juga berbahaya.
Sebagai contoh, dalang di balik pengeboman Oklahoma City tahun 1995 yang menewaskan 168 orang, Timothy McVeigh, adalah seorang veteran tentara AS yang pernah dikirim dalam misi Desert Strorm dan pernah mengikuti ujian masuk pasukan khusus Angkatan Darat AS.
“Jangan sampai ada yang lupa bahwa dua bulan lalu, Brandon Russell, bekas anggota National Guardsman dan pemimpin kelompok supremasi kulit putih, dinyatakan bersalah karena berencana menyabotase jaringan listrik Baltimore,” kata Beirich.
“Dua mantan marinir dijatuhi hukuman pada bulan Juli tahun lalu karena berkaitan dengan rencana neo-Nazi untuk menyerang jaringan listrik di wilayah barat laut AS, dan berusaha membangun gudang senjata dan bahan peledak untuk kepentingan serangan itu. Dan tentu saja masih ada contoh-contoh lainnya,” papar Beirich.
“Base sudah dinyatakan sebagai kelompok teroris oleh Uni Eropa, Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru,” kata Joshua Fisher-Birch, seorang analis kanan-jauh yang sejak lama memantau aktivitas Base dan para pengikutnya.
Fisher-Birch menegaskan bahwa Base dan kelompok-kelompok sejenis seperti Atomwaffen Division, yang sekarang sudah bubar, masih tertarik pada aksi kekerasan politik dan terus memprioritaskan perekrutan tentara karena menganggap pengalaman tempur dan pelatihan kemiliteran merupakan sesuatu yang sangat berharga.*