Hidayatullah.com—Tepat pada hari Ahad 8 April 2012 Nuansa Suriah sangat terasa di salah satu Masjid di Yogyakarta, tepatnya di Masjid Al Mujahidin Yogyakarta.
Di tempat ini, spanduk besar dan beberapa banner serta poster berisikan informasi singkat mengenai Suriah dipampang. Nuansa tersebut semakin terasa kuat setelah shalat isya’ dengan berlangsungnya acara “Dialog dan Tabligh Akbar dengan tema “Jogja Peduli Suriah” yang diselenggarakan oleh Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Jama’ah Shalahuddin UGM.
Acara ini diisi langsung oleh Syeikh Dr. Khalid Handawi asal Suriah dengan penerjemah ustadz Tulus Mustofa.
Kegiatan ini merupakan acara kemanusiaan yang bertujuaan sebagai kampanye global menolong rakyat Suriah (the international campaign in support of the Suriah people).
Dalam kesempatan ini beliau juga ditemani oleh 2 orang yang juga berasal dari Suriah.
Acara dimulai pukul 19.30 WIB yang awali dengan pemutaran video yang berisi tentang kekejaman tentara rezim Bashar al-Assad.
Dalam video ini juga digambarkan tentang kronologi peristiwa dari dimulainya ribuan demonstran di kota Hama yang melakukan aksi demonstrasi pada Agustus 2011 sampai konflik berdarah yang menyebabkan korban warga sipil di kota tersebut.
Dalam pemaparanya Dr. Khalid Handawi mengatakan bahwa perumpamaan orang mukmin satu dengan mukmin yang lain adalah seperti satu tubuh di mana bila ada satu bagian tubuh yang sakit maka yang lain juga meraskan sakit. Seperti itulah yang sekarang dialami oleh kaum Muslim khususnya yang terjadi di Negara Suriah.
Khalid juga mengatakan, kondisi ini sangat memperihatinkan, kekejaman rezim Bashar al-assad yang telah berlangsung setahun merupakan kelanjutan dari kebrutalan rezim ayahnya Hafez al-assad yang sudsah melakukan kejahatan terhadap rakyat hamma di tahun 1982 yang juga telah menghancurkan wilayah itu dengan melakukan serangan udara dan darat. lebih dari 100 ribu penduduk kota hamma tewas dan menjadikan kota hamma rata dengan tanah.
Dr Khalid handawi juga memaparkan bahwa sebanyak 133 negara menyetujui resolusi dewan keamanan PBB pada tanggal 19 Desember 2012 yang berisi tentang kutukan terhadap pelanggaran hak asasi manusia terus-menerus yang dilakukan oleh penguasa Suriah terhadap para pendemo. Negara yang menolak resolusi ini ada 11 negara termasuk Rusia dan Iran.
Di akhir acara Dr Khalid mengajak para peserta untuk bersama-sama berdo’a untuk kaum Muslimin di Suriah.*