Hidayatullah.com–Tidak sedikit nama Indonesia diabadikan di negara-negara yang telah ikut kagum dengan semangat kemerdakaan. Salah satunya adalah sebuah negara yang berada di ujung barat Afrika Utara yaitu Maroko. Tepatnya di samping Souk Houriya, kawasan Biranzaran Kota Kenitra terdapat masjid Indonesia, hingga saat ini masih menjadi salah satu pusat pengajaran serta pemberantasan buta huruf dan pengajian singkat setelah shalat maghrib.
Di tempat ini pula pertama kali diadakannya pembukaan kajian kitab-kitab Turats khusus bagi para peserta Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) pada STAINU Jakarta yang sedang mengikuti Program Kelas Internasional selama setahun di Universitas Ibn. Thufail Kenitra pada hari Sabtu (26/01/13).
Dalam acara ini, Ust. Yunus, salah satu pengurus Majlis Ilmi yang juga khatib di masjid Indonesia menyambut baik kedatangan para mahasiswa/I Kelas Internasional STAINU Jakarta yang ingin memperdalam kajian kitab-kitab turats.
Menurut Dr. Mamat S Burhanuddin, MA. selaku perwakilan dari pihak STAINU Jakarta mengatakan bahwa dibukanya acara ini bertujuan agar para pelajar mampu menggunakan waktunya dengan sebaik-baiknya selama belajar di Maroko, mengingat waktunya yang sangat terbatas. Disamping belajar di universitas juga harus diisi dengan pendalaman kajian kita-kitab turots yang berada diluar kampus sekaligus sebagai ajang untuk berinteraksi langsung dengan warga setempat.
Dalam kesempatan ini, Drs. Mohammad Zen Hafidz, MM. selaku perwakilan dari Kementrian Agama berepesan kepada semua pelajar kelas internasional agar tetap menjaga ahlak dan budi pekertinya ketika bergaul dengan siapa saja, hal ini dikarenakan warga Indonesia dan semua pelajar yang berada di Maroko sudah dikenal baik terutama dari ahlak dan sopan santunnya.
Sebelum acara selsai, acara ini juga diisi dengan pemberian cindera mata dari pihak STAINU Jakarta dan Kementrian Agama kepada pihak Majlis Ilmi yang diwakili oleh Dr. Mamat S Burhanuddin, MA.
Turut hadir pula Ustad Thoriq, selaku pembimbing dan guru yang akan memberikan kajian kitab-kitab turots beserta segenap pengurus masjid Indonesia, Drs. H. Muhlisin Bisyri, SE, M. Ag. MM dari yayasan Sekolah Tinggi Agama Islam Wali Sembilan Semarang, Ali Syahbana, Lc.
selaku Wakil Tanfidziyah PCINU Maroko dan sejumlah anggota perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Maroko serta sejumlah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Maroko.*/Kusnadi El-Ghezwa, Koordinator Departemen Media Informasi PPI Maroko dan Koordintaor Lajnah Ta’lif wa Nasyr PCINU Maroko