Hidayatullah.com—Masih ingat kisah terkenal Khalifah Umar bin Khattab RA dan seorang janda bersama anak-anaknya? Tanpa meminta bantuan para pembantunya, Khalifah mengangkat sendiri sekarung gandum dan bahan makanan pelengkap lainnya untuk diberikan kepada seorang janda yang hidup bersama anak-anaknya.
Teladan luar biasa yang ditunjukkan oleh Umar RA ini ikutmenginspirasi pemuda-pemudi yang tergabung dalam Indonesian-Malaysian Muslim Youth Group (IMMYG).
Mereka tanpa mengenal lelah dan rasa malu, mengemas bahan makanan dan membagikannya langsung kepada keluarga miskin yang membutuhkannya.
Pemuda-pemudi IMMYG bukanlah tipe pemuda yang sering digambarkan semau gue, santai, dan hanya memikirkan diri sendiri. Sebaliknya, mereka memikirkan orang miskin dan mereka rela mengorbankan waktu, tenaga, dan biaya agar bisa membantu yang papa dan membutuhkan uluran tangan.
Pada hari Ahad, 17 Maret 2013 lalu, sebagian anggota IMMYG mengujungi badan amal badan amal Islamic Circle of North America (ICNA) di Dallas dengan membawa bahan makanan.
Seorang muallaf Amerika berkulit putih yang telah mengganti namanya menjadi Hamzah menyambut IMMYG dengan senyum ramahnya. Sudah cukup lama dia menjadi sukarelawan ICNA. Br. Hamzah mempersilahkan IMMYG memasuki ruang distribusi ICNA Relief yang tidak terlalu luas, tapi penuh dengan rak-rak berisi makanan dan berbagai keperluan rumah-tangga yang tersusun rapi.
Pada hari itu database komputer menunjukkan ada sekitar 75 keluarga miskin yang akan datang. Mereka akan mengambil bahan makanan dan berbagai keperluan rumah tangga. Kebutuhan mereka bervariasi. Yang pasti, semuanya membutuhkan garam, minyak goreng, gula, telur, dan terigu. Berbeda dengan di Indonesia, makanan utama masyarakat di sini bukan nasi sehingga beras bukanlah kebutuhan pokok.
Disamping makanan, mereka juga membutuhkan alat kebersihan, seperti sabun mandi, sabun cuci baju, dan sabun cuci piring. Jumlah yang dibutuhkan setiap keluarga juga berbeda-beda. Keluarga dengan banyak anak tentu mendapatkan bingkisan lebih banyak dibandingkan keluarga dengan anak yang sedikit.
Rasa lelah anggota IMMYG ketika mempersiapkan dan mengemas berbagai kebutuhan seolah sirna seketika, tatkala melihat pancaran wajah ceria orang-orang miskin. Mereka begitu ceria dan bahagia ketika menerima bingkisan yang sudah mereka persiapkan. Orang-orang miskin ini datang dari berbagai latar-belakang ras dan agama. Bagi mereka bingkisan ini sangatlah berarti, karena akan menyambung hidup mereka sampai pekan berikutnya. Sedangkan bagi anggota IMMYG, bingkisan ini akan memperkuat tiang penopang keyakinan mereka bahwa yang terbaik adalah mereka yang paling bermanfaat untuk melayani masyarakat.
Beragama di Amerika tidak hanya sekedar teori, akan tetapi benar-benar sebuah praktek yang mereka refleksikan dalam kehidupan bermasyarakat.*/Kiriman Rudi Himawan adalah pembina Indonesian-Malaysian Muslim Youth Group (IMMYG) dan anggota Indonesia Muslim Society in America (IMSA)