Hidayatullah.com—Guna mempertajam pendidikan politik akademisi Indonesia di luar negeri, Islamic Studies for Indonesia (ISFI) akan menghelat Intellectual Discourse (ID) 2014 di Mini Audi, International Islamic University of Malaysia.
Senior ISFI, Abdul Wafy Muhaimin menegaskan bahwa seiring perubahan zaman dan perkembangan sosial politik Islam seumur ratusan tahun sejak terbitnya, kajian intelektual politik perlu dipertegas kembali.
Dengan mengkaji dari historis, kita akan mendapat cerminan bening dan keruhnya perjalanan politik Islam. Sedangkan melalui perspektif filosofis, kita akan menelusuri nilai-nilai maqashid Syar’iyyah dalam siyasah syar’iyyah.
“Nilai-nilai filosifis-histroris inilah yang takkan pernah lekang diterjang zaman. Dari nilai-nilai tersebut, kita bisa menjernihkan kembali sikap politik kontemporer pada era demokrasi ini,” tegas Wafy saat memberikan arahan umum pada panitia acara.
Dalam Intellectual Discourse yang mengangkat diskursus “Politik dalam Islam; Perspektif Historis dan Filosofis” ini panitia mengundang tiga narasumber sekaligus.
Pembicara pertama Assoc. Prof. Dr. Khalif Muammar, seorang peneliti dan Koordinator Divisi Akademik di Center for Advanced Studies on Islam, Science and Civilisation (CASIS), Universiti Teknologi Malaysia.
Sedangkan, narasumber kedua adalah Assoc. Prof. Dr. Syamsuddin Arif, yang juga dari CASIS, UTM, sekaligus penulis produktif tentang pemikiran Islam.
Dan pembicara terakhir, Dr. Yuli Yulyadi salah satu dosen senior di Department of Southeast Asian Studies, Faculty of Arts and Social Sciences, University of Malaya. Semua narasumber, imbuh Ahmad, merupakan ilmuwan Indonesia yang tengah mengajar di Malaysia.
“Acara ini harus menemukan momentumnya. Pasalnya, banyak dari kita yang menyempitkan arti politik. Politik selalu diidentikkan dengan partai politik, akhirnya hanya elite partai sajalah yang berpolitik,” tukas Ighfar H Arsyad, mahasiswa Universiti Antarbangsa Malaysia yang bergelut di jurusan political science pada rapat panitia.
Menurutnya, politik dan berpolitik adalah hak semua warga Negara sehingga semua lini masyarakat musti paham bagaimana memerankan hak politiknya dengan tepat.
“Insya Allah, acara akbar ini akan dihelat pada Kamis, 01 Mei 2014 depan. Semoga banyak akademisi yang terpanggil berpartisipasi dan menghasilkan kontribusi real bagi kemajuan bangsa dan Negara,” harap Nazlatan Ukhra, Koordinator Manager Program Intellectual Discourse 2014 di akhir rapat konsolidasi pantia.*/Kiriman Roby Ulfi Zt, Panitia Intellectual Discourse ISFI