Hidayatullah.com—Kepala Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Pusat, Akmal Sjafril, mengaku terkejut dengan kata-kata “anjinghu akbar” muncul kembali setelah 18 tahun berlalu. Masalah ini ramai setelah seseorang menulis di blog pribadinya berjudul “Catatan untuk Arif dan Gita” yang tayang pada Rabu (30/11/2022) kemarin.
“Siapa sangka, setelah delapan belas tahun berlalu, kata-kata yang pernah terlontar dari seorang mahasiswa perguruan tinggi Islam di Bandung yang ingin kelihatan liberal dua puluh empat karat itu muncul lagi,” ungkap Akmal, Kamis (01/12/2022).
Akmal merujuk pada peristiwa penyebutan “Anjinghu akbar” yang sempat pernah viral pada tahun 2004 silam. Pada saat itu, seorang mahasiswa senior dari IAIN Sunan Gunung Djati, Bandung, meneriakkan kata-kata itu di hadapan para mahasiswa baru, saaat ospek.
Kejadian itu sontak menimbulkan reaksi negatif dari kalangan ulama dan cendekiawan Muslim yang mengkhawatirkan pengaruh pemikiran liberal pada mahasiswa-mahasiswa tersebut. Menurut Akmal, kasus kali ini ditinjau dari beberapa sisi malah lebih memprihatinkan.
“Jika dulu disinyalir ungkapan tersebut dilatari oleh ideologi Islam liberal, maka kini pengucapnya malah seorang non-Muslim, dan motifnya hanya untuk membela influencer idolanya saja,” ujar Akmal.
Kasus ini bermula dari unggahan postingan Gita Savitri, seorang influencer yang sempat memicu kontroversi belum lama ini karena pandangan childfree-nya, di akun media sosialnya. Dalam unggahan tersebut, Gita mengkritisi sikap Qatar dalam perhelatan Piala Dunia 2022 yang dianggapnya mencerminkan sikap menolak LGBT.
Komentar Gita mendapat respon dari seorang influencer lainnya, yaitu Chelsy Arta. Menurut Chelsy, yang berkomentar melalui postingan-nya sendiri, sikap Gita hanya menyusahkan orang-orang yang setiap hari berjuang untuk memperbaiki moral generasi muda Indonesia.
Chelsy mengakhiri kritiknya dengan seruan yang ditujukannya kepada Gita, “Hati-hati, emang kadang popularitas dan kecerdasan tuh bikin kita merasa paling AKBAR, sampe lupa ALLAHUAKBAR.”
Tak dinyana, unggahan Chelsy itu menuai komentar pedas dari sebuah akun yang bernama @8612fan. Akun yang mencantumkan nama Arif Setiawan itu menulis, “Allahuakbar katamu? Anjinghuakbar atau allahuanjing kali.”
Kata-kata Arif ini direspon dengan sangat keras oleh Akmal dan sejumlah eksponen SPI lainnya. Menurut Akmal, kasus kali ini menunjukkan banyak masalah yang menghantui kehidupan rakyat Indonesia, mulai dari pemujaan yang berlebihan terhadap tokoh-tokoh idola hingga rapuhnya kerukunan hidup antar umat beragama.
“Hal yang paling konyol dari semuanya ini adalah fakta bahwa Arif, dalam rangka membela Gita Savitri, justru telah menghina Tuhannya Gita itu sendiri. Bukankah Gita masih mengaku dirinya Muslim?” tandas Akmal dalam blog pribadinya.
Anila Gusfani, aktivis #IndonesiaTanpaJIL (ITJ) yang juga pengurus SPI Pusat, turut berkomentar. Menurutnya, kritik Akmal penting untuk dibaca langsung oleh Gita Savitri dengan pikiran jernih. Anila juga berharap Gita tidak lagi membuat pernyataan-pernyataan yang sensitif.
“Karena kayaknya dia hanya mikirin dirinya sendiri dan nggak peduli orang lain terdampak apa atas statement-statement dia. Yang dia tau, dia speak up dan dia berhak. Padahal kalau dipikir-pikir, apa untungnya sih meng-influence orang lain untuk membangkang pada agamanya sendiri?” tandas gadis pengusaha rumah makan di bilangan Bekasi ini.*/Tim SPI