Hidayatullah.com–Peristiwa alam yang terjadi, hendaknya setiap Muslim menyikapinya dengan baik dan benar. Termasuk dalam kejadian gerhana bulan yang jarang terjadi didapati oleh manusia.
Hal itu dikatakan oleh KH. Prof Didin Hafidhudin dalam khutbah shalat gerhana bulan yang digelar di Masjid al-Hijri II, kampus Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor, Rabu (08/10/2014).
Menurut Kiai Didin, demikian ia akrab disapa, sikap yang benar melihat fenomena alam tak lain adalah “yadzkuruna” (mengingat NamaNya) dan “yatafakkaruna” (merenungiNya). Seperti termaktub dalam al-Qur’an, Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman agar senantiasa mengingat Allah dan mentadabburi peristiwa alam tersebut sebagai tanda kekuasaan-Nya. “Orang-orang beriman itu harus menajamkan dua hal. Pertama, menajamkan hati dengan kebesaran Allah. Kedua, menajamkan fikiran dengan cara mempelajari proses kejadian-kejadian yang terjadi di alam sekitar manusia,” terang Didin sambil mengutip tafsir surah Ali Imran [3]: 190-191.
Dengan sikap tersebut, masih menurut Didin, umat Islam bisa terhindar dari perbuatan yang sia-sia. Sebab al-Qur’an senantiasa mendorong setiap orang beriman agar berlomba dalam kebaikan.
Sebaliknya, ketika pola “positif thinking” hilang dalam diri seseorang, maka ia bisa terjebak dalam sikap yang keliru. Menganggap apa yang menimpanya adalah buruk dan menyikapinya dengan cara yang tak benar pula.
Inilah yang terjadi pada masa Jahiliyah dahulu. Ketika terjadi gerhana, mereka justru mengaitkan dengan kematian putra Nabi Muhammad yang meninggal dunia ketika itu.
“Kata Nabi, gerhana ini terjadi atas kehendak Allah. Tak ada hubungannya dengan kehidupan dan kematian seseorang. Apalagi dengan urusan kegaduhan politik. Tak ada kaitannya itu,” ujar Didin, yang juga Ketua Dekan Pasca Sarjana UIKA sambil tersenyum.
Untuk diketahui, jamaah yang mengikuti shalat Gerhana Bulan di kampus UIKA mencapai 70-an orang. Umumnya mereka adalah mahasiswa yang tinggal di Pondok Pesantren Mahasiswa dan Sarjana (PPMS) Ulil Albab UIKA Bogor.*/kiriman Masykur, peserta Program Beasiswa Kaderisasi Seribu Ulama Baznas-DDII 2014