Hidayatullah.com—Pemuda dan mahasiswa harus masuk pemerintahan untuk mengubah wajah Indonesia khususnya dalam memperbaharui kondisi perpolitikan nasional sehingga menjadi lebih baik.
“Di Tiongkok pemudanya dipengaruhi intervensi negara sehingga jenjang karir kepemimpinannya jelas. Partai politik di sana memiliki seleksi, jenjang karir dan distribusi kekuasaan kepemimpinan yang baik dengan mengarusutamakan kaum muda, ” tegas Asisten Deputi Tenaga Kepemudaan Kemenpora, Hamka Noer dalam “Workshop Strategi Pengembangan Kepemudaan Indonesia” di Universitas Indonesia Salemba Jakarta, Senin (01/12/2014) kemarin.
Hamka menambahkan faktor lainnya yang mempengaruhi situasi kekinian pemuda adalah pendidikan kepemimpinan pemuda. Dalam hal ini, Kemenpora berusaha memfasilitasi dua nilai strategis kepemimpinan pemuda dengan menyediakan dana beasiswa untuk kepemimpinan dan kewirausahaan.
“Penguatan konsep politik dan ekonomi harus terus menjadi perhatian kaum muda Indonesia. Ini penting agar strategi pengembangan kepemudaan lebih terarah sehingga menghasilkan banyak politisi dan entrepreneur muda yang mampu menjayakan Indonesia, ” tegasnya.
Sementara itu, Guru Besar Universitas Indonesia Ridwan Maksum menilai kebijakan negara harus mampu melindungi dan berkontribusi aktif dalam mengembangkan pemuda. Untuk itu, strategi pengembangan kepemudaan harus mampu menjadi narasi dan menjawab tantangan kepemimpinan masa depan Indonesia.
“Tantangan kepemudaan di masa depan adalah persoalan ketenagakerjaan untuk kaum muda. Angkatan tenaga kerja Indonesia harus mampu melahirkan wirausahawan muda yang harus disiapkan secara holistik, sistematis dan multisektor, ” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Program Pasca Sarjana Ketahanan Nasional Universitas Indonesia, Margaretha Hanita menerangkan tantangan kepemudaan Indonesia saat ini adalah meminimalisir dampak buruk dari adanya globalisasi. Ini penting sebab globalisasi membuat anak muda Indonesia sekarang dilanda krisis identitas, krisis ideologi dan masih tingginya angka trafficking di dunia internasional yang melibatkan pemuda.
“Maka anak muda khususnya mahasiswa harus kembali ke Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pemuda harus memiliki jiwa pengabdian, berkontribusi positif dan berkarakter agamis serta Pancasilais, ” tutupnya.*/Inggar (Jakarta)