Hidayatullah.com–Menyambut bulan Ramadhan sebanyak 200 orang santri mengikuti wisuda hafalan yang diadakan oleh Ma’had Tahfidz Ahlus Shuffah, Balikpapan hari Ahad, 7 Juni 2015 kemarin.
Uniknya, para santri tahfidz tersebut diwisuda dengan tingkatan yang berbeda-beda, sesuai dengan capaian target hafalan mereka.
“Inti dari kegiatan ini adalah memberi apresiasi kepada para santri agar lebih giat lagi dalam menghafal al-Qur’an,” ucap Kaspan, Direktur Ma’had Tahfidz Ahlus Shuffah.
Kegiatan berlangsung di lokasi “Bumi Tahfidz Gunung Binjai”, Balikpapan dan dihadiri oleh orangtua/ wali santri, pengurus Yayasan Pondok Pesantren (YPP) Hidayatullah, serta sejumlah tokoh masyarakat dalam jajaran Musyawarah Pemerintah Kecamatan (Muspika) Balikpapan Timur.
Menurut Kaspan, peserta wisuda tahfidz tersebut memiliki ragam hafalan sesuai dengan tingkatannya. Di antaranya, sebanyak 7 orang santri berhak wisuda dengan hafalan 30 juz secara sempurna.
Selebihnya ada 10 orang yang menghafal 25 juz, 20 orang untuk hafalan 20 juz, 15 santri sebanyak 15 juz, dan 50 santri untuk hafalan 10 juz. Terakhir, ada 70 santri bagi wisuda hafalan 5 juz.
Bagi Ma’had Tahfidz Ahlus Shuffah, perayaan wisuda tersebut adalah hal bersejarah dan monumental. Berdiri sejak tahun 2005, Ma’had Tahfidz Ahlus Shuffah, sesuai namanya, benar-benar hanya “menumpang” di beranda masjid ar-Riyadh, Pesantren Hidayatullah, Balikpapan. Selanjutnya, belasan santri awal itu mengikuti proses pembelajaran dengan segala keterbatasan dana dan fasilitas yang ada. Hingga akhirnya kini mereka memiliki lokasi baru di Bumi Tahfidz Gunung Binjai, Balikpapan.
Dalam sambutan mewakili Yayasan Pesantren Hidayatullah, Zainuddin Musaddad mengingatkan agar
para santri senantiasa bersyukur dengan mengisi setiap hari bersama hafalan al-Qur’an.
Di hadapan para tamu dan undangan, Zainuddin juga menceritakan filosofi dibalik nama lokasi Gunung Binjai yang digelari “Bumi Tahfidz” tersebut.
Menurutnya, nama “Bumi Tahfidz” itu disemati secara langsung oleh KH. Abdurrahman Muhammad, Pimpinan Umum Pesantren Hidayatullah.
“Sejak awal lokasi hutan ini dibuka, KH. Abdurrahman sudah bertekad menjadikan lokasi ini sebagai tempat menghafal al-Qur’an,” papar Zainuddin menjelaskan.
Pimpinan Umum Hidayatullah, lanjut Zainuddin, ingin agar siapapun yang tinggal di lokasi tersebut harus bercita-cita menjadi penghafal al-Qur’an. Baik itu santri penghafal ataupun warga Hidayatullah, semuanya harus bertekad menghafal dan mengamalkan al-Qur’an,” terang Zainuddin kembali.
Untuk diketahui, “Bumi Tahfidz Gunung Binjai” yang kini menjadi lokasi baru Ma’had Tahfidz Ahlush Shuffah dulunya adalah hutan belantara yang terletak di ujung timur Balikpapan.
Lokasi tersebut berjarak sekitar 7 kilometer dari kampus Pesantren Hidayatullah, Gunung Tembak Balikpapan. Jalanan yang sebagian masih berbatu dan tak mulus menjadi tantangan tersendiri menuju ke kampus baru Ma’had Tahfidz Ahlush Shuffah tersebut. Belum lagi kiri kanan jalan yang masih berupa hutan dan hanya ditumbuhi oleh pohon-pohon karet milik penduduk di sekitar lokasi itu.
Terakhir, Kaspan berharap, semoga pembangunan asrama dan ruang kelas santri tahfidz bisa segera direalisasikan dalam waktu dekat. Mengingat, hingga saat ini fasilitas yang tersedia baru berupa bangunan masjid.
“Yang tersedia baru masjid saja, belum ada asrama dan kelas. Jadinya masjid ini juga merangkap sebagai asrama dan kelas sekaligus,” ujar Kaspan berharap.
“Tentunya tak lupa kami juga berterima kasih kepada seluruh masyarakat yang selama ini telah berkenan mendukung program mulia ini,” pungkas Kaspan mengakhiri.*/Masykur Abu Jaulah