Hidayatullah.com– Ada empat buta huruf yang dilahirkan dari revolusi industri 4.0 ini. Keempat butuh huruf tersebut harus diantisipasi. Demikian menurut Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IX (Sulawesi dan Gorontalo), Prof Dr Jasruddin MSi.
Yang pertama, kata Jasruddin, buta huruf teknologi.
“Tidak bisa tidak, kita harus menguasai teknologi,” ujarnya pada Dialog Kebangsaan yang di Baruga A.P Pettarani Universitas Hasanuddin Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu dalam rangkaian Muktamar III LIDMI yang berlangsung hingga Ahad (23/02/2020).
Baca: Pristac: Pemisahan Agama dan Ilmu Pengetahuan Bertentangan dengan Pendidikan Nasional
Yang kedua adalah buta huruf bahasa. Kata Jasruddin, kalau para aktivis dakwah LIDMI mau sukses dan bertahan, maka harus mempelajari bahasa.
“Buta huruf ketiga entrepreneur (wirausahawan). Tidak bisa tidak, Rasulullah itu sebelum diangkat menjadi Rasul, belajar bagaimana menjadi enterpreneur yang handal. Dan terakhir buta huruf tentang akhlak,” ujarnya dalam dialog bertema “Tantangan Pendidikan di Era 4.0 dan Masa Depan Peradaban Indonesia” itu.
Prof Jasruddin juga menyampaikan bahwa era disrupsi ini berdampak kepada tercabutnya nilai-nilai yang menjadi akar peradaban.
Ia menjelaskan, secara bahasa, asal kata disrupsi adalah disrup, artinya kacau. Disruption, kekacauan.
“Lalu kemudian karena kekacauan inilah ada satu hal yang salah, karena tercabutnya nilai-nilai dari akarnya, itu memang salah satu inti dari peradaban,” jelasnya.
Baca: Wabup Bantaeng: Maksimalkan Dakwah dengan Iman dan Intelektual
Era disrupsi ini, lanjutnya, berdampak pula terhadap pendidikan yang menjadi lahirnya peradaban. Kemajuan ini juga akan berakibat pada perkembangan industri.
“Disruption ini justru sangat mempengaruhi pendidikan kita. Pendidikan ini mempengaruhi peradaban. Ketika pendidikan itu maju, maka industri juga akan berkembang dengan baik, industri akan melahirkan barang-barang dan salah satu ciri kemajuan revolution industy 5.0, lahirnya Artivicial Intelligence,” jelasnya.
Muktamar III Pimpinan Pusat Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia (Muktamar III PP LIDMI) telah resmi ditutup dengan agenda pemilihan ketua umum, bertempat di Gedung PPSDM Sulawesi Selatan, Ahad (23/02/2020).
Melalui pengusulan bakal calon ketua dari peserta Muktamar yang menghasilkan 10 nama, kemudian Tim Formatur mengadakan musyawarah terbatas dan memutuskan Hamri Muin sebagai ketua umum PP LIDMI Periode 2020-2022 M.* (Amrul Hidayat)