Hidayatullah.com—Sekitar 60 orang mahasiswa Universitas Islam Bandung (UNISBA) yang terikat dalam komunitas “Clean and Greed” (CnG) berkunjung ke Pondok Pesantren Pertanian At Taqwa Hidayatullah Padalarang Kabupaten Bandung Barat, Senin-Selasa (01-02/05/2017).
Kedatangan puluhan mahasiswa tersebut untuk mengadakan acara pelatihan dan pembinaan masyarakat sekitar pesantren tentang proses pengolahan sampah menjadi kompos dan kerajinan tangan lainnya. Program yang berorientasi kepada menjaga lingkungan dan ketahanan pangan ini disambut gembira oleh pihak pengurus pesantren dan warga.
Pelatihan tersebut hadiri Ir. Muhammad Satori. MM, pembina CnG dan Dr.Aviasti, M.Sc selaku Ketua PKM P2TLH Unisba dan CnG.
Dalam kesempatan tersebut Satori menyampaikan pemaparan pentingnya menjaga lingkungan karena itu perlu kesadaran dan paradigma yang benar sesuai Al Qur’an dan hadits.
Dalam menerapkan konsep yang benar dalam menjaga kelestarian alam, menurut Satori banyaknya musibah terjadi dimana mana karena masyarakat salah berpikir dan memahami dalam mengelola lingkungan.
“Sampai saat ini masih banyak sampah di buang kejalan dan ke sungai sehingga dapat mangakibatkan petaka, padahal kalau dikelola dengan baik justru sampah akan dapat memberi manfaat dan keberkahan buat lingkungan,”ujar Satori.
Lewat kerjasama dengan pesantren ini diharapkan terbangun paradigma yang benar dalam mengelola sampah. Sementara Aviasti menyampaikan rencana program ini akan dilanjutkan dalam bentuk MOU dengan pihak rektorat supaya pesantren menjadi pusat pelatihan dan model buat pengembangan pengolahan sampah berbasis pesantren.
Dilain pihak Asep Suparman sebagai Kepala Desa Ngamprah dan Maryani selaku Kabid Kebersihan dan Lingkungan dari Pemerintah KBB akan mendukung proses kerjasama antara unisba dengan pesantren yg selanjutnya akan menjadi kebijakan pembuatan bank sampah tiap Desa.
Acara dihadiri oleh perwakilan dari Karang Taruna, majelis ta’lim, santri dan masyarakat binaan. Juga ratusan orang dibagi kedalam beberapa kelompok, diantaranya ibu-ibu majelis taklim yang membuat kerajinan tangan dari sampah, serta bapak-bapak dan pemuda membuat biopori dan kompos.*/Asep Juhana, Iman