Hidayatullah.com– Puncak haji telah tiba. Sekitar 3 juta jamaah haji dari seantero dunia bergerak ke Arafah mulai Ahad (19/08/2018). Begitu pula sebanyak 203.351 jamaah haji reguler Indonesia dan 16.905 jamaah haji khusus menuju Arafah.
Ada juga sebagian jamaah yang mengikuti Tarwiyah dan diberangkatkan pada Sabtu sore hingga malam.
Pemberangkatan jamaah reguler ke Arafah dibagi dalam tiga gelombang dari 165 pemondokan mereka. Pertama, pukul 07.00-12.00, kedua, 12.00-16.00, dan ketiga 16.00-24.00 waktu Arab Saudi (WAS).
Pemberangkatan jamaah haji reguler dilakukan di bawah kendali Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1439H/2018M. Sedangkan jamaah haji khusus, pemberangkatannya oleh Penyelenggara Ibadah Haji Khusus.
Menghadapi fase Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), Pemerintah menyiapkan Tim Mobile Crisis & Rescue (MCR) yang berjumlah 233 orang. Mereka akan dibagi ke dua jalur, yakni jalur bawah (Muaisyim-Syisyah) dan jalur atas (Kantor Misi Haji Mina-Jamarat).
Mulai Ahad (19/08/2018) pagi waktu Arab Saudi (WAS), jamaah haji secara berangsur diberangkatkan menuju Arafah.
Bertolak dari masing-masing hotel, jamaah diangkut menggunakan bus dengan sistem taraddudi atau bolak-balik. Para petugas haji juga sejak Sabtu (18/08/2018) malam mulai diberangkatkan untuk persiapan puncak haji di Arafah.
Ahad pagi para petugas yang tergabung dalam tim khusus Mobile Cricis Rescue (MCR) tampak bersiap berangkat dari Makkah. MCR merupakan gabungan dari beberapa unsur petugas. Mereka terdiri dari petugas Perlindungan Jamaah (Linjam), P3JH, TPP, TGC, MCH, dan petugas Bimbingan Ibadah.
Jasaruddin, salah satu Ketua Tim MCR menyebutkan, dalam penugasan MCR difokuskan pada pelayanan jamaah yang kelelahan di jalur Jamarat.
“MCR dibagi dua tim, Tim 1 di Mina bawah dan Tim 2 di Mina atas,” kata Jasaruddin lansir Media Center Haji (MCH).
Mina atas merupakan jalur keberangkatan jamaah yang akan melontar jumrah. Jalur ini diidentifikasikan sebagai rute jamaah dari maktab di Mina sampai dengan jamarat. Sedangkan Mina bawah dari Jamarat ke Mina al wadi atau jalur kembali ke maktab Mina.
92 Jamaah Wafat
Sementara itu, Berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), Ahad pukul 09.00 WAS, sebanyak 92 jamaah asal Indonesia telah wafat.
Sementara 212 jamaah sedang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah dan RS Arab Saudi. Bagi jamaah sakit, besok saat puncak wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah akan disafariwukufkan.
Sejak pukul 08.45 WAS, jamaah haji mulai memasuki tendanya di Arafah. Kloter yang pertama kali tiba di Arafah adalah SOC-56 asal Kudus. Sebanyak 353 orang asal kloter ini menempati maktab 1 didampingi lima orang petugas kloter. Sampai dengan pukul 12.00 WAS, sudah tiba 18.317 jamaah haji termasuk para petugas pendamping kloter.
Kepala Satuan Tugas (Satgas) Arafah, Arsyad Hidayat, pada Ahad (19/08/2018) siang WAS berkeliling memeriksa tenda dan dapur katering. Arsyad berkomunikasi dengan jamaah yang berada di tenda sekaligus menanyakan keadaan dan fasilitas tenda.
“Alhamdulillah tenda jauh lebih baik dari pada beberapa tahun lalu saat saya berhaji,” kata salah seorang jamaah asal Tangerang.
Jamaah haji yang tiba di Arafah sebelum waktu zuhur mendapatkan paket makan siang. Menunya cukup istimewa berupa nasi putih bistik daging dan kentang goreng.
“Selain nasi dan lauk, jamaah juga menerima jeruk, jus buah, dan air mineral 3 botol,” kata Arsyad saat berada di dapur maktab 1.
Sementara itu, teriknya pemondokan di Arafah memang sangat terasa bagi jamaah haji. Suhu terendah 31 derajat celsius di malam hari dan puncak panas antara siang sampai sore dengan suhu 42 derajat celsius.
Arsyad mengimbau jamaah haji menjaga diri dengan baik agar tetap prima selama beribadah.
“Jamaah harus patuhi ketentuan kesehatan agar selalu sehat dan nyaman dalam ibadah,” kata Arsyad.
Arsyad mengingatkan kepada jamaah sesuai arahan dokter Pos Kesehatan Arafah.
“Jamaah harus mandiri. Mereka harus mengatur polanya sendiri dengan makan, minum, dan istirahat yang cukup,” imbuhnya.*