Hidayatullah.com–Seperti dimuat dalam Channel Cincinnati, kajian tersebut dilakukan oleh Environmental Working Group (EWG) dan penyelidik dari University Texas di Houston, mendapatkan bahwa kadar kimia itu berada pada antara 10 hingga 100 kali lebih tinggi dalam air susu wanita AS dibanding wanita Eropa.
Kimia polybrominated diphenyl ethers yang dikenal sebagai PBDEs, ialah kimia yang memperlambat api, kerap ditemui dalam perabot, komputer, automobil dan lemak hewan.
Walaupun, penyelidikan masih belum memastikan bagaimana kimia itu bisa memasuki tubuh manusia, bukti telah jelas menunjukkan bahwa wujud itu telah banyak ditemui dalam jumlah yang besar.
Para peneliti juga tidak dapat memastikan bagaimana PBDEs mampu mempngaruhi manusia tetapi. Namun sejumlah penelitian terhadap hewan menunjukkan ia mampu merusak perkembangan sistem saraf janin.
Dalam kajian EWG, 20 wanita yang kebanyakan ibu muda dari 17 kota di 14 negara bagian telah menyumbangkan contoh susu mereka untuk dibuat kajian.
kadar kimia dalam contoh susu itu 75 kali lebih tinggi dibanding wanita Swedia dan ditengarai mengandung racun.
Dr. Tim Johnson, dari WCVB-TV di Boston, mengatakan, dia tidak terperanjat jika penyelidikan masa depan menunjukkan kimia itu memang berbahaya kepada manusia.
“PBDEs boleh dikata sepupu zat kimia PCPs, yang kami hapuskan beberapa tahun lalu. Namun, saya semakin gementar dengan kimia ini.
“Kami belum menemui bukti akhir menunjukkan ia berbahaya tetapi saya tidak terkejut jika itu yang kami temui,” katanya.
Peneliti percaya, kebanyakan bayi teracuni zat kimia ini ketika masih dalam kandungan.
Bagaimanapun menakutlannya penemuan ini, namun para dokter terus menggalakkan ibu supaya terus menyusui bayi mereka dengan Air Susu Ibu (ASI).
“Susu ibu membantu bayi menentang banyak benda lain. Secara keseluruhan, kami ingin menegaskan manfaat menyusukan bayi dengan susu ibu jauh dari risiko malah dengan kimia itu.” (cc/bh)