Hidayatullah.com–Sekretaris Jenderal (Sekjen) Liga Arab Amr Moussa memulai kunjungan ke Eropa untuk mencegah kemungkinan konfrontasi militer di kawasan Timur Tengah, media massa setempat melaporkan, Senin (23/6) kemarin.
Asisten Sekjen Liga Arab Urusan Politik Ahmed Bin Heli mengatakan kepada kantor berita Iran, IRNA, bahwa organisasi regional itu telah mengumumkan penolakannya secara tegas kemungkinan aksi militer apapun terhadap Iran.
Liga Arab menentang aksi apapun yang dapat meningkatkan ketegangan di kawasan Timur Tengah, kata Heli.
Ia menambahkan, organisasi itu telah mulai melakukan serentetan tindakan untuk mencegah meningkatnya petualangan Israel.
Ketika merujuk kepada kunjungan Sesjen Moussa ke Austria baru-baru ini, Heli mengatakan semua pemimpin negara Arab telah menegaskan perlu menemukan solusi damai bagi penghentian program nuklir Iran dengan negara-negara Barat.
Mereka (para pemimpin negara-negara Arab) yakin bahwa solusi itu hendaknya dibuat di bawah pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), katanya.
Heli mengecam keras penolakan Tel Aviv atas inspeksi instalasi nuklirnya oleh para pakar IAEA, dan menegaskan bahwa Israel sama sekali tidak menghormati hukum dan peraturan internasional.
Negara-negara Uni Eropa (UE), Senin (23/6), sepakat untuk memberikan sanksi baru terkait program nuklir Iran, dengan menghentikan pengoperasian bank komersial besar, Bank Melli, dari operasinya di Eropa.
Upaya itu, yang akan menghentikan operasi bank itu di kantornya di London, Hamburg, dan Paris, disetujui dalam pertemuan tingkat menteri pertanian dan perikanan di Luxembourg.
Selain itu, negara UE secara definitif juga mencabut sanksi mereka terhadap Kuba, dengan harapan mendorong demokrasi di negara itu setelah masa Fidel Castro.
Upaya itu tampaknya merupakan langkah politis simbolik, karena sanksi UE ditunda sejak 2005.
Keputusan politis tersebut diambil menteri luar negeri UE dalam pertemuan pada Kamis lalu, namun keputusan itu menerima pensahan resmi dalam pertemuan tingkat menteri pertanian Eropa di Luxembourg.
Sementara itu, dari Teheran, Menteri Pertahanan Iran Mostafa Mohammad Najar memperingatkan mengenai reaksi tanpa batas terhadap setiap serangan militer, dan menganggap pelatihan militer Israel di bagian timur Laut Tengah dan Yunani sebagai operasi urat syaraf.
Kelihatannya upaya paralel dan perang urat syaraf sedang berlangsung guna meminta bangsa Iran agar tak mewujudkan haknya yang tak dapat dicabut kata Najar kepada kantor berita Iran, Fars, ahad (22/6).
Iran takkan memulai konflik apa pun tapi akan menghukum setiap agresor dengan kekuatan terbesar yang mungkin ada. Dengan tekad dan menggunakan segala daya tanpa batas dalam masalah waktu dan tempat kami akan memberikan reaksi yang menghancurkan kepada setiap pelaku tindakan yang bermusuhan, katanya.
Ditambahkannya, Iran takkan mau diintimidasi oleh ancaman itu dan takkan mencela haknya. [afp/ant/hidayatullah.com]