Hidayatullah.com–Sejumlah aktivitas di kota Kairo Senin (7/2) mulai normal kembali. Toko-toko dan perkantoran sudah buka. Pagi tadi polisi juga sudah bertugas lagi.
Kantor administrasi di Universitas Al-Azhar sudah melayani mahasiswa. Kampus memang masih sepi, dan hampir semua yang mengurus administrasi perkuliahan hanya mahasiswa Indonesia saja.
Di kantor imigrasi Kairo, terlihat antrian panjang mahasiswa yang mengajukan perpanjangan visa. Di sini pun hampir semunya hanyalah warga negara Indonesia. Hanya segelintir orang saja warga negara lainnya.
Sebagian besar dari mereka visanya memang sudah habis. Dan sejak pecahnya aksi demonstrasi di Mesir, kantor-kantor tutup. Baru buka kembali Ahad (6/1).
Namun ternyata situasi kembali normalnya kota Kairo, tidak banyak mengurangi rasa kekhawatiran mahasiswa yang ada di sini. Pasalnya, isu tentang keterlibatan warga asing dalam demonstrasi penurunan Presiden Hosni Mubarak itu sudah banyak dipahami meluas di masyarakat Mesir. Akibatnya, banyak mahasiswa yang dicurigai dan dinilai negatif oleh aparat maupun warga Mesir sendiri.
Dari kasus penangkapan dan interogasi yang berlebihan yang dilakukan aparat keamanan Mesir terhadap mahasiswa Indonesia, sampai pandangan negatif dari warga Mesir, sudah dialami mahasiswa. Hal ini membuat sebagian besar mahasiswa merasa tidak nyaman. Terlebih lagi warga asing yang masih cukup banyak di Mesir adalah warga Indonesia. Sebagian besar mahasiswa asal negara lainnya sudah banyak yang pulang.
“Hampir setengah mahasiswa asing di asrama Bu’uts Al-Azhar sudah pulang. Sekarang di sini sepi,” tutur Sauqu Habibi, mahasiswa Indonesia yang tinggal di asrama Bu’uts Al-Azhar.
Sebagian besar mahasiswa Indonesia di sini menilai, perlakuan warga Mesir yang negatif tersebut adalah dampak dari pernyataan Anis Matta, Sekjen PKS yang mengatakan bahwa kadernya turut membantu revolusi Mesir. Meski setelah itu Anis mengklarifikasi pernyataannya yang dikutip detik.com, namun rupanya kata-katanya terlanjur menjadi pemberitaan di radio Mesir.
Selain karena pernyataan Anis, mahasiswa juga merasa dampak negatif dari penduduk pribumi di sini adalah akibat dari sejumlah aktivis di Indonesia yang turut menyuarakan turunnya Hosni Mubarak. Apalagi mereka menggelar aksi tersebut di depan kantor Kedutaan Mesir di Indonesia.
Meskipun demikian sebagian mahasiswa ada merasa cukup aman dengan kembali normalnya situasi di Kairo. Apalagi dengan adanya informasi bahwa kuliah akan mulai masuk kembali setelah liburan sampai tanggal 12 Februari nanti.
Mengenai demonstrasi, beberapa orang Mesir yang ditanya, menjawab bahwa aksi menuntut turunnya Mubarak tetap berlangsung di Tahrir.
“Demonstrasi masih berlanjut di Tahrir,” jawab salah seorang orang Mesir.
Akan tetapi ada juga orang Mesir yang menjawab dengan nada sedikit marah dan mengatakan, “Ini bukan urusan kamu. Ini adalah urusan negara Mesir. Demonstrasi akan berlangsung terus.”
Sebagian besar mahasiswa masih menuntut pemerintah agar segera mengevakuasi WNI yang ada di sini. Paling tidak untuk sementara waktu, sambil menunggu situasi Mesir benar-benar normal kembali. *