Hidayatullah.com–Mantan Presiden Afganistan yang juga tokoh perdamaian Afghanistan, Burhanuddin Rabbani, tewas seketika setelah seorang pengebom bunuh diri meledakkan diri di hadapannya, Selasa (20/9) malam. Peristiwa tragis itu terjadi di rumah Rabbani, yang terletak di kawasan kantor perwakilan diplomatik yang dijaga ketat di ibu kota Afganistan, Kabul.
Kepala Departemen Penyelidikan Kriminal Kepolisian Kabul Mohammed Zahir mengatakan, dua orang yang mengaku mewakili pihak gerilyawan Taliban datang ke rumah Rabbani untuk melanjutkan perundingan damai. Salah satu di antaranya kemudian mendekati Rabbani dan meledakkan bom yang ia sembunyikan di dalam serbannya.
Rabbani dan empat pengawalnya tewas seketika, sementara seorang ajudannya yang bernama Masoom Stanekzai menderita luka parah dan masih dirawat di rumah sakit. “Rabbani telah mati syahid,” kata Zahir.
Presiden Afghanistan Hamid Karzai memutuskan memperpendek kunjungannya ke AS setelah mendengar kabar tewasnya tokoh yang sangat dihormati ini. Karzai menunjuk Rabbani sebagai Ketua Dewan Tinggi Perdamaian, Oktober 2010, dengan tugas menjembatani perundingan damai dengan pejuang Taliban.
“Ini adalah pukulan telak bagi proses perdamaian dan kehilangan yang sangat besar bagi Afghanistan. Profesor Rabbani adalah pemimpin spiritual yang sangat berpengaruh, dan telah berhasil menarik para pejuang Taliban ke proses perdamaian ini,” ungkap Sadiqa Balkhi, seorang anggota Dewan Tinggi Perdamaian.
Rabbani adalah salah satu pemimpin pejuang Mujahidin yang disegani saat memimpin perlawanan terhadap pasukan pendudukan Uni Soviet pada era 1980-an. Ia kemudian menjadi Presiden Afghanistan periode 1992-1996, sebelum digulingkan kelompok Taliban.
Setelah terguling, ia memimpin Persekutuan Utara (Northern Alliance), yang melawan rezim Taliban.
Peristiwa pembunuhan ini terjadi hanya sepekan setelah Taliban melancarkan serangan bersenjata ke kawasan perwakilan diplomatik di Kabul selama 20 jam. Lima polisi dan 11 warga sipil tewas dalam serangan tersebut.
Dalam upaya mendorong perdamaian di Afghanistan, Rabbani pada bulan Juli lalu berkunjung ke Indonesia, serta mengunjungi PBNU.
“Kami mengucapkan terima kasih pada NU karena sudah berinisiatif untuk mempertemukan kami di sini dalam suasana damai. Hari ini kita bertemu dalam forum konsultasi untuk perdamaian,” ujar Rabbani dalam pembukaan Consultation Forum for Peace in Afghanistan, Senin (18/7), di Jakarta.
Ia mengatakan, umat Islam sedang mengalami krisis besar. “Terjadi fitnah yang menyebar, peperangan yang terus terjadi. Kami berharap NU bisa membantu agar kita, semua negara Islam, keluar dari krisis,” katanya.*