Hidayatullah.com–Ayman Al Zawahiri, pemimpin Al Qaidah pengganti Usamah Bin Ladin merilis rekaman video berisi kesannya tentang pendahulunya tersebut, yang disebutnya sebagai seorang yang lembut dan baik.
Al Zawahiri mengatakan, Bin Ladin adalah sosok lelaki yang sensitif. “Orang tidak tahu bahwa lelaki ini lembut, ramah, baik, dengan perasaan yang halus, meski ketika hidup sedang sulit,” kata Zawahiri di dalam video, berpakaian jubah putih dan turban dan duduk di depan tirai hijau.
“Kami tidak pernah melihat ada lelaki seperti dia,” imbuhnya, seperti dikutip BBC (16/11/2011).
Pernyataan Zawahiri ini diungkapkan dalam sebuah pesan video dengan judul Hari bersama Imam. Bagian satu dari rekaman video dengan durasi 30 menit ini disiarkan di sebuah situs jihad. Zawahiri mengatakan dia merekam video ini untuk menunjukkan ”sisi humanis” Bin Ladin dan menceritakan ke semua orang tentang loyalitas seorang Bin Ladin.
Zawahiri, yang pertama kali bertemu Bin Ladin di Pakistan pada pertengahan 1980-an ketika mereka mendukung pejuang yang melawan pasukan Soviet di Afghanistan. Pengamat menilai kecintaan Zawahiri kepada mantan pemimpinnya ini sengaja ditunjukkan sebagai upaya untuk meningkatkan popularitasnya diantara para pengikut Al Qaidah, dengan menekankan kedekatannya dengan pemimpin yang kharismatik tersebut.
Dia menceritakan bagaimana reaksi Bin Ladin ketika dia menerima kabar ada sejumlah anggota keluarga Zawahri tewas terbunuh. Dengan beruraian air mata, Bin Ladin datang kepadanya dan memeluk dirinya.
Dia menambahkan bahwa Bin Ladin menaruh perhatian kepada anaknya, memberi perhatian besar dan menjamin bahwa mereka mendapat pendidikan yang layak, meski dia sendiri harus berpindah-pindah tempat.
“Semua orang yang dekat dengannya menyaksikan kebaikan dan keluhuran pendidikan di anak-anaknya,” katanya, sekaligus menambahkan bahwa Bin Ladin mempekerjakan seorang guru yang akan mengancam memukul anaknya dengan kayu untuk mengajarkan Quran.
Bin Ladin, kata Zawahiri, tidak mau semua orang yang melakukan serangan 11 September – yang menewaskan sekitar 3.000 orang – dilupakan.
“Dia akan selalu mengingat dengan kebaikan dan penghormatan atas 19 saudara kita yang menyerang idola generasi saat ini, Amerika,” kata Zawahiri.
”Dia akan selalu mengingat para saudara kita ini dengan kesetiaan yang luar biasa”.
Satu waktu, ketika mereka bersembunyi di pegunungan Tora Bora, Afghanistan, dia mengatakan Bin Ladin menulis wasiat kematian bagi setiap pembajak, mengkhawatirkan dia juga akan terbunuh ”tanpa mengenang para martir pahlawan tersebut,” katanya.*