Hidayatullah.com–Maroko tidak akan menyerahkan kekuasaan kepada kelompok Islam, seperti halnya yang dilakukan beberapa negara Afrika lain, dalam pemilihan umum yang akan datang.
Hal tersebut dikarenakan Maroko memiliki demokrasi yang lebih matang. Begitu kata seorang tokoh aliansi partai liberal, kepada Reuters.
“Maroko berbeda. Ia bukan Tunisia, bukan pula Libya atau Mesir,” kata Salaheddine Mezouar, tokoh liberal yang sekarang menjabat sebagai menteri keuangan dan ekonomi Maroko.
“Di Maroko ini kami memiliki pluralitas. Maroko tidak pernah diperintah oleh satu partai. Partai-partai politik Maroko telah melaksanakan demokrasi dan sangat terpelajar, sehingga kemenangan seperti itu (kemenangan kelompok Islam) tidak mungkin,” katanya dikutip Reuters, Senin (21/11/2011).
“Sepengetahuan saya, kelompok Islam di Maroko jauh dari kemungkinan memenangi tempat pertama. Tapi, di akhir kotak-kotak suara yang akan menentukan,” imbuhnya.
Pemilihan umum mendatang dipastikan akan menggusur pemerintahan sekarang, yang dianggap dikotori oleh nepotisme keluarga kerajaan, kolusi dan korupsi. Dan diyakini tidak akan loyal kepada keluarga kerajaan. Pemilihan umum mendatang juga merupakan tes bagi raja Maroko, atas komitmennya menanggapi gejolak di Timur Tengah belakangan ini.
Kelompok Islam menuding lawan-lawan mereka berusaha untuk menjegal partai Islam dalam pemilihan mendatang dengan cara sogok dan suap terhadap para pemilik suara. Praktek kotor yang juga pernah dilakukan dalam pemilihan sebelumnya.
Namun, hal itu disangkal oleh Mezouar, anggota NRI (National Rally of Independents) salah satu partai dalam koalisi kelompok-kelompok liberal.
“Kami menginginkan Maroko yang baru dengan para pejabat kompeten yang terpilih,” ujarnya. “Praktek-praktek seperti ini [suap] selalu ada di semua partai politik Maroko, tapi hal itu tidak didukung oleh partai-partai tersebut. Itu dilakukan oleh oknum, pejabat terpilih tertentu,” katanya.
“Kami telah bertekad dalam koalisi, bahwa siapapun yang ketahuan melakukan praktek tersebut akan dikeluarkan,” imbuh tokoh liberal tersebut.*
Keterangan foto: Sejumlah warga Maroko melakukan aksi damai pada 9 Februari 2011 di depan gedung parlemen di ibukota Rabat, sebagai solidaritas unjuk rasa rakyat di Mesir.[globalvoice]