Hidayatullah.com–Hari Jumat pagi (17/9) tentara Israel menyerang rumah seorang pemimpin Hamas di Tulkarem dan menembaknya tiga kali di leher dan dada sebelum mereka menarik diri.
Petugas medis di RS. Thabit Thabit, Tulkarem, mengkonfirmasi bhwa Iyad As’ad Shelbaya, 38 tahun, yang dikenal sebagai seorang pemimpin Hamas meninggal, dibunuh dengan tiga peluru di leher dan dadanya.
Shelbaya tinggal di kamp pengungsi Nur Shams sebelah timur Tulkarem. Petugas keamanan mengatakan ia dibunuh saat pengepungan atas rumahnya pada pukul 02.30 Jumat dini hari.
Menurut keterangan para pejabat, beberapa kendaraan bersenjata memasuki daerah tersebut untuk melakukan pembunuhan itu. Pasukan palestina dikatakan telah berkoordinasi dengan pihak militer Israel untuk membawa mayat Shelbaya dari rumahnya ke rumah sakit.
Cerita dari anggota keluarga mengatakan, saudara laki-laki Shelbaya yang bernama Muhammad sebelumnya diculik oleh tentara Israel pada pagi hari. Mereka memaksa Muhammad untuk menunjukkan jalan ke rumah Iyad.
Ketika sampai di rumah, para saksi menceritakan, tentara Israel meletakkan bahan peledak di pintu utama, merusak jalan masuk dan menerobos ke dalam rumah.
Beberapa prajurit Israel memasuki rumah, saat terdengar suara tembakan tiga kali.
Pihak medis membenarkan bahwa Shelbaya ditembak mati dengan satu puluru di leher dan dua lainnya di dada.
Mayat Shelbaya kemudian dibawa keluar rumah.
Kepada Maan, Muhammad mengatakan bahwa ia mendengar Iyad bertanya dari kamarnya sebanyak tiga kali, “siapa itu?”
“Dia bertanya tiga kali dn disambut dengan tiga peluru. Dia tidur sendiri di rumah, karena isterinya sedang mengunjungi keluarga di Jenin,” kata Muhammad.
Versi IsraelPihak Israel membenarkan pembunuhan itu, namun memberikan cerita yang berbeda.
“Ketika dilakukan penggerebekan untuk melakukakan penangkapan di desa Palestina, Nur Shams, salah seorang tersangka berusaha lari ke arah pasukan,” kata jurubicara militer Israel. “Dia tidak mau menuruti tentara yang memintanya untuk berhenti.”
Jurubicara itu menambahkan bahwa tentara “merasa terancam” dengan kelakuan pria tersebut, dan “menembak tersangka.”
Bantahan Aktivis HAMSeorang pekerja lapangan untuk organisasi HAM B’Tselem yang melakukan investigasi atas kejadian tersebut menilai pembantaian oleh tentara Israel itu “tidak dapat dibenarkan.”
Berbicara kepada Maan kurang dari 12 jam setelah kejadian, Eid as-Sa’di mengatakan, pernyataan Israel tentang kronologi pembunuhan itu tidak masuk akal.
“Sangat mungkin untuk dilakukan penangkapan atau sekedar melukainya,” ujar as-Sa’di.
Dia menceritakan bahwa kamar tempat di mana Iyad dibunuh luasnya tidak lebih dari tiga kali tiga meter. Dia juga tidak percaya jika dikatakan bahwa pemimpin Hamas itu berusah lari menuju tentara Israel (untuk menyerang). Dia tidak percaya cerita Israel yang menyatakan tentara memperingatkannya untuk berhenti, baru kemudian menembak.
Penyelidikan B’Tselem atas peristiwa ini masih terus berlangsung dan menurut as-Sa’di keterangan rincian tentang kejadian yang sebenarnya masih terus bermunculan.
Selama penggerebekan itu tentara Israel juga menangkap sembilan orang lain yang memiliki keterkaitan dengan Hamas. Mereka ditangkap Israel dari rumah-rumah mereka.
Sumber kemanana menyebutkan mereka yang ditahan adalah Mohmmad Abu Al-Kheir, Kamal Masharqah, Tayseer Jaber, Sheikh Mahmoud Al-Ghoul, Ashraf Fouda, Nedal Abu Helal, Nedal Abu Tharefah, Mohammad Abu Deiyah and Ahmad A’sa’s.[di/maan/hidayatullah.com]