Hidayatullah.com—Pemimpin gerakan Bundu Dia Kongo yang menyatakan dirinya sendiri sebagai “nabi” telah ditangkap Republik Demokratik Kongo menyusul baku tembak di sebuah perkampungan di ibu kota Kinshasa.
“Misi sudah selesai, tuntas,” kata pihak kepolisian lewat Twitter usai menangkap Ne Muanda Nsemi seperti dilansir BBC Jumat (24/4/2020).
Dia adalah pemimpin kelompok terlarang yang bernama Bundu Dia Kongo (BDK) yang ingin menghidupkan lagi kerajaan Kongo yang dulu pernah berjaya.
Penangkapan Nsemi dilakukan sepekan setelah bentrokan berdarah antara polisi dan anggota BDK. Sedikitnya 20 orang dikabarkan tewas dalam serangan BDK di Provinsi Kongo Tengah, yang berbatasan dengan Kinshasa.
Menteri HAM RD Kongo meminta kejaksaan militer agar melakukan investigasi atas peristiwa itu.
Polisi yang berusaha meringkus Nsemi menutup sebagian wilayah distrik Sakomi di Kinshasa sejak Kamis dini hari. Sempat terjadi baku tembak selama 45 menit, lapor jurnalis BBC Emery Makumeno yang berada di Kinshasa.
Delapan orang dilaporkan tewas, 35 luka-luka dan 203 orang ditangkap dalam operasi tersebut, menurut pernyataan yang dirilis Kementerian Dalam Negeri RD Kongo.
Ketiga petugas meringkus Nsemi dan membawanya dengan mobil polisi, warga yang lega atas penangkapannya menyanyikan lagu pujian mereka untuk polisi dan mengolok-olok pemimpin BDK itu.
“Siapa kamu mau mengalahkan Kasongo,” nyanyi penduduk, menyebut nama Kepala Kepolisian Kinshasa Sylvano Kasongo.
Nsemi, seorang bekas anggota parlemen, merupakan duri dalam pemerintahan RD Kongo.
Gerakan Bundu Dia Kongo yang dipimpinnya mengkampanyekan pendirian kembali kerajaan yang mencakup wilayah RD Kongo, Kongo-Brazzaville, Angola dan Gabon.
BDK, yang didirikan tahun 2010 sebagai partai politik, menyeru agar orang-orang yang bukan berasal dari etnis Bakongo segera meninggalkan wilayah Provinsi Kongo Tengah.
Tahun 2017, Nsemi ditangkap dan dijebloskan ke penjara setelah polisi menudingnya menyulut aksi kekerasan. Namun, para pendukungnya yang bersenjata api menyerbu penjara dan membebaskan pemimpin mereka itu.
Dua tahun kemudian Nsemi mendapat pengampunan dari presiden.*