Hidayatullah.com—Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama secara resmi menjadi presiden untuk periode kedua, setelah diambil sumpahnya pada hari Ahad (20/1/2013) dalam acara tertutup di Gedung Putih.
Dilansir Xinhua, Obama mengikrarkan sumpahnya dalam upacara sederhana menjelang siang hari di Ruang Biru Gedung Putih, sebagaimana yang diperintahkan konstitusi AS.
Dengan menggunakan Bibel peninggalan keluarga Michelle Obama, presiden kulit hitam pertama AS itu mengucapkan sumpah di depan Ketua Mahkamah Agung AS John Roberts, dan mereka akan mengulangi prosesi itu kembali hari Senin ini dihadapan publik.
Wakil Presiden Joe Biden sudah diambil sumpahnya lebih dulu pada pagi hari oleh hakim agung Sonia Sotomayor di Naval Observatory, kediaman resmi wakil presiden.
Menurut kantor wakil presiden, Biden memilih Sotomayor secara pribadi. Sotomayor adalah wanita keturunan Hispanik pertama yang menjadi hakim agung di Amerika Serikat. Warga keturunan Hispanik, seperti halnya Muslim, tidak jarang mendapatkan perlakuan diskriminatif di AS.
Washington Post melaporkan, dalam pidato pertamanya dihadapan rakyat Amerika setelah disumpah, Obama akan menggunakan kesempatan itu untuk menegaskan perlunya membangun pemahaman yang sama di Washington dan mendesak publik Amerika untuk ikut terlibat aktif dalam proses politik, kata penasehat senior presiden David Plouffe.
Tema itu serupa dengan tema pidato yang digunakan oleh Martin Luther King puluhan tahun silam.
Saat mengulangi sumpahnya di depan publik Senin ini, Obama akan meletakkan masing-masing tangannya di atas dua Bibel, satu milik mendiang Presiden Abraham Lincoln dan satu milik mendiang Martin Luther King.
Diperkirakan warga yang datang mengunjungungi Mall untuk menyaksikan acara itu tidak sebanyak pada pengambilan sumpah Obama pertama kali di tahun 2009, hanya sekitar 800 ribu atau separuh dari periode sebelumnya. Selain karena cuaca dingin yang mengigit, warga Amerika saat ini sedang mengalami banyak masalah sosial, termasuk pengangguran dan kesulitan pangan.*