Hidayatullah.com—Masalah politik seputar aksi dukung-mendukung presiden Muhammad Mursy semakin merambah liar ke mana-mana. Sekarang giliran organisasi persatuan para dokter ribut saat membahas soal gaji minimum dan pengurus baru.
Majelis umum persatuan dokter Mesir hari Jumat (6/12/2013) mengumumkan rencana mogok parsial awal bulan Januari 2014, guna memprotes penundaan kenaikan gaji minimum mereka oleh pemerintah.
Majelis setuju, pengurus baru yang akan dipilih pada hari Jumat mendatang akan menentukan berapa lama mogok itu akan berlangsung.
Namun rapat majelis itu diwarnai pertengkaran, setelah dokter peserta rapat yang merupakan anggota Al-Ikhwan Al-Muslimun memprotes agar pemilihan pengurus baru ditunda, sampai dokter-dokter yang juga anggota Al-Ikhwan dibebaskan oleh aparat berwajib.
Sebanyak 180 dokter anggota Al-Ikhwan, termasuk sekretaris jenderal organisasi persatuan dokter Mesir Dr Jamal Abdul Salam, ditahan oleh polisi sejak Juli 2013, menyusul kudeta atas pemerintahan presiden Muhammad Mursy.
Organisasi persatuan dokter Mesir setuju untuk memberitahu kejaksaan mengenai agenda pemilihan pengurus baru hari Jumat pekan depan, tetapi mereka menolak untuk menunda waktunya.
Sejak tahun 2011 persatuan dokter meminta kenaikan gaji minimum. Untuk pertama kalinya pada Mei 2011 mereka melakukan mogok massal di seluruh wilayah Mesir, termasuk di rumah sakit umum milik pemerintah dan universitas. Mereka menuntut kenaikan gaji dan anggaran kesehatan nasional dari 3,5% menjadi 15%.
Bulan Oktober 2013, pemerintah sementara Mesir mengumumkan gaji minimum dokter sebesar 1.800 pound (sekitar 3 juta rupiah) akan dimulai pada awal Januari 2014. Tetapi angka itu dinilai masih kurang untuk profesional di bidang medis.*