Hidayatullah.com—Ribuan orang warga Aljazair tumpah ke jalan-jalan merayakan terpilihnya kembali Abdelaziz Bouteflika sebagai presiden untuk keempat kalinya, Sabtu (19/4/2014) dilansir Euronews.
Politisi veteran yang belakangan sakit-sakitan itu telah duduk di kursi kepresidenan selama 15 tahun dan dalam pemilu kali ini dia mendapatkan dukungan 80 persen suara.
Perayaan kemenangan sudah dilakukan sejak sehari sebelumnya, ketika hasil sementara pemilu menunjukkan Bouteflika meraih 81,53% suara.
Bouteflika, 77, berkurang kemampuan gerak dan bicaranya sejak terserang stroke tahun lalu. Meskipun demikian para pendukungnya bersikukuh mengatakan dia masih memiliki ketajaman dan kontrol atas dirinya sendiri.
Dalam pemilu kali ini Bouteflika berjanji akan melakukan “pembaruan atas republik” Aljazair, melaksanakan reformasi ekonomi, merancang reformasi konstitusional guna memberikan kekuasaan yang lebih kepada parlemen dan perdana menteri. Dalam kampanyenya dia juga mengatakan bahwa masa generasinya sudah berakhir dan generasi muda harus mengambilalih jabatan-jabatan tinggi di Aljazair.
Kemenangan Bouteflika itu mendapatkan sorotan dari kelompok oposisi yang merasa terdapat kecurangan dalam pemilu oleh pihak Bouteflika. Pasalnya, pesaing terdekat Bouteflika, Ali Benflis, hanya meraih suara 12% saja.
“Saya katakan kepada Anda sekalian sesama warga negara bahwa saya bagaimanapun tidak akan menerima hasil dari kecurangan ini,” ujar Ali Benflis dihadapan khalayak ramai.
Sejak masa kampanye dimulai, Benflis menuding bahwa hasil pemilihan presiden tahun ini yang dimenangi Bouteflika sudah diatur dan hasilnya telah ditetapkan sebelumnya.
Rakyat pemilik suara hanya sekitar 51,7 persen saja yang mendatangi bilik-bilik suara untuk memilih orang yang akan memimpin negaranya selama lima tahun ke depan.*