Hidayatullah.com–Ekonom memprediksi lebih dari SR70 miliar (sekitar Rp 223,6 trilun) Arab Saudi mendapat pemasukan dari musim haji dan umrah tahun ini, menurut para ahli.
Abdullah Al-Marzoouq, seorang profesor ekonomi haji di Umm Al-Qura University di Makkah, mengatakan, ada indikator positif peningkatkan pemasukan haji.
“Ini berkat 9 juta jamaah yang diperkirakan melakukan haji dan umrah tahun ini,” katanya, dilaporkan Arab News, Kamis (25/9/2014).
Al-Marzoouq menyerukan upaya yang lebih besar untuk menciptakan peluang lapangan kerja bagi warga Saudi selama musim haji dan umrah.
Abdulkhaleq Al-Kasyf, direktur Pusat Penelitian Haji, mengatakan, perusahaan jasa haji pasti akan mengambil keuntungan dari musim haji mendatang.
“Pasar haji dan umrah yang besar akan meningkatkan penjualan produk Saudi, yang meliputi barang hadiah,” kata Khaled Ramadan, manajer pada satu perusahaan jasa haji dan umrah.
Ramadan mengatakan kepada Arab News, item hadiah buatan Saudi menghadapi persaingan besar dari produk-produk Cina.
Dia menekankan perlunya memperkuat kemampuan kalangan muda Saudi dalam membuat barang-barang hadiah inovatif untuk dijual di kalangan jamaah di Makkah dan Madinah dan pengunjung lain.
Ramadan berpendapat, produk Saudi bisa menciptakan pendapatan SR500 juta (Rp 1,5 triliun) sampai SR800 juta (Rp 2,5 triun) per tahun jika dipasarkan dengan benar.
Saleh Al-Rasheed, pemilik toko yang menjual souvenir dan hadiah, mendesak pemuda Saudi memulai usaha kecil dan menengah untuk memproduksi barang-barang hadiah untuk pasar para jamaah.
“Ini tambang emas potensial untuk pemuda Saudi,” katanya.
“Hal ini juga dapat menciptakan lapangan kerja musiman yang lebih banyak untuk Saudi selama musim haji,” tambahnya.
Kementerian Haji, sementara itu, telah menerapkan rencana untuk menindak operator haji palsu yang meminta pelanggan memberikan uang haji di muka, tetapi kemudian menghilang tanpa jejak. Operator gadungan biasanya menutup kantor dan mematikan ponsel mereka, dan meninggalkan korban dalam kesukaran.
Kementerian juga memonitor kategori layanan yang disampaikan operator haji, karena banyak yang menawarkan layanan “VIP” untuk menipu korban-korban mereka agar membayar jumlah yang lebih tinggi.
Pihak berwenang telah menyarankan agar berhati-hati dengan operator haji.
“Kementerian Haji akan memantau pemasaran dan iklan operator haji lokal untuk mencegah penipuan,” kata Menteri Haji Bandar Hajjar.*