Hidayatullah.com–Afrika Selatan masih menghadapi wabah AIDS meski telah ada upaya masif dari pemerintah dan LSM dalam program-program pencegahan dan anti-retroviral yang mempertahankan hidup.
Negara itu memiliki angka infeksi HIV baru tertinggi di dunia, dan 15 sampai 20 persen dari populasi dewasa adalah positif HIV. Namun Afrika Selatan telah membuka cara baru untuk mengurangi infeksi HIV baru: mendorong sunat.
Setiap hari, puluhan pria melewati pintu klinik sunat di bagian selatan Johannesburg. Namun sebelum disunat, semua pasien menghadiri sesi konseling untuk diberi keterangan singkat mengenai dampak protektif dari sunat.
Seorang remaja, Abel, 17, datang dengan abangnya. “Ibu saya mengatakan saya harus datang, untuk keselamatan. Mereka mengatakan ini melindungi dari AIDS,” ujar Abel, dikutip VOA, Rabu (3/12/2014).
Dalam batas tertentu, sebagaimana ditunjukkan beberapa studi, sunat mengurangi risiko terkena HIV. Namun staf medis klinik juga mendorong para pria menggunakan kondom.
Uji-uji Klinis
Dampak protektif sunat dikukuhkan lewat uji klinis sekitar 10 tahun lalu. Badan Kesehatan Sedunia (WHO) meluncurkan program-program sunat masif di 14 negara prioritas di Afrika, yang mewakili 50 persen dari seluruh kasus AIDS.
Klinik Bophelo Pele di Orange Farm adalah pusat sunat pertama yang dibuka di Afrika Selatan pada 2007.
Kampanye peningkatan kesadaran sepertinya berhasil di daerah ini. Lebih dari 80 persen pria disunat, dibandingkan dengan kurang dari 20 persen pada tujuh tahun lalu. Puluhan pusat sunat lain sejak itu telah buka di seluruh negeri.
Perawat laki-laki Mandisi Mfazwe mengatakan, norma-norma sosial telah bergeser selama bertahun-tahun.
“Hal ini sekarang telah menjadi norma di Orange Farm. Sekarang jika belum disunat, Anda akan ditertawakan. Jadi orang-orang akan datang juga karena tekanan masyarakat,” ujarnya.
CHAPS, atau Pusat Studi Pencegahan HIV dan AIDS, yang mengelola klinik-klinik tersebut, terus meneliti dampak sunat.
CEO Dirk Taljaard mengatakan, data baru menunjukkan bahwa sunat pria juga bermanfaat bagi perempuan.
“Kami melihat dampak perlindungan untuk perempuan. Bagi mereka yang hanya memiliki pasangan yang disunat, risiko berkurang 20 persen untuk perempuan berusia 15 sampai 25 tahun,” ujarnya.
Beberapa studi memperkirakan, di Afrika Selatan untuk setiap empat pria yang disunat, satu infeksi HIV dihindari. Sejak 2007, lebih dari 1,5 juta operasi sunat telah dilakukan di negara itu, yang berarti bahwa hampir 400.000 infeksi baru telah dihindari.*