Hidayatullah.com—Polisi Prancis hari Ahad (14/6/2015) terus berusaha menjauhkan para migran yang berupaya memasuki wilayahnya dari pantai utara Italia di kota Ventimille, namun para pendatang yang kebanyakan dari Afrika itu bertahan, meskipun harus tinggal di bebatuan.
Petugas penjaga perbatasan Prancis berusaha mencegah mereka melintasi garis perbatasan selama dua hari terakhir, di mana bentrokan yang terjadi kadang mengakibatkan baku hantam.
Para migran yang tidak mau menyerah, bertahan dengan menginap di atas bebatuan di pantai tidak jauh dari perbatasan. Warga setempat yang merasa iba memberikan mereka air minum dan makanan.
Italia di tahun-tahun belakangan mengalami peningkatan kedatangan migran dari Afrika Utara, yang berasal dari daerah-daerah konflik di Afrika dan Timur Tengah.
Palang Merah di Roma memberikan pelayanan medis untuk mereka dan mendirikan tenda-tenda di dekat stasiun Tiburtina, penampungan untuk migran yang tidak terdaftar di kamp pengungsi resmi. Sebelumnya, mereka tidak punya pilihan kecuali tidur di taman-taman dan jalan-jalan di kota.
“Mereka adalah orang yang sedang transit – ini merupakan definisi baru,” kata Flavio Ronzi dari Palang Merah seperti dikutip Euronews Sabtu (14/6/2015).
“Berdasarkan hukum mereka dianggap tidak ada, tetapi menurut sudut pandang kemanusiaan mereka bukannya tidak ada. Bagi kami, mereka tidak lain adalah manusia dan kami berusaha membantu pemenuhan kebutuhan mereka.”
Di Milan, stasiun kereta juga menjadi tempat transit migran. Mereka sebenarnya sudah memasuki wilayah Eropa melalui Italia, tetapi kebanyakan berusaha melanjutkan perjalanannya ke utara ke negara tujuan utama mereka, seperti Jerman, Inggris dan negara-negara Skandinavia.*