Hidayatullah.com—Sekitar 15.000 orang menyemut di Helsinki guna melakukan unjuk rasa menentang rasisme dan kekerasan ekstrimis sayap kanan. Aksi protes tiu dipicu oleh kematian seorang pemuda yang dikabarkan diserang oleh kelompok neo-Nazi.
Perdana menteri dan seorang mantan presiden Finlandia bergabung bersama ribuan orang di berbagai daerah di Finlandia hari Sabtu (24/9/2016) sebagai bagian dri demonstrasi besar-besaran menentang kekerasan, rasisme dan fasisme, lapor Deutsche Welle.
Di Helsinki, lewat Twitter polisi mengatakan, sekitar 15.000 orang ambil bagian dalam demonstrasi itu. Sementara ribuan lainnya mengikuti aksi protes serupa di berbagai kota di Finlandia.
“Orang-orang keluar untuk alasan yang benar, karena meningkatnya kekerasan ekstrimisme menjadi keprihatinan kebanyakan rakyat Finlandia,” kata PM Juha Sipila kepada radio Finlandia YLE.
Sipila bergabung dengan para demonstran di pusat kota Kuopio dan berjanji pemerintahnya segera akan memberlakukan kebijakan baru untuk mengatasi masalah kelompok-kelompok ekstrimis.
Peserta unjuk rasa di Helsinki merayap di jalan-jalan ibukota sambil meniupkan peluit dan membawa balon-balon berwarna hijau serta spanduk bertuliskan menentang Nazisme.
Unjuk rasa tandingan dengan slogan “Tutup Perbatasan!” dengan jumlah peserta lebih sedikit juga digelar di kota itu, tetapi polisi berhasil memisahkan kedua kelompok berseberangan itu dan dikabarkan tidak terjadi bentrokan di antara mereka.
Unjuk rasa di Helsinki, yang kemudian menginspirasi kota lainnya, diselenggarakan oleh sebuah kelompok di Facebook yang memakai slogan “Cukup Sudah” menyusul kematian pemuda berusia 28 tahun benarma Jimi Karttunen.
Awal bulan ini, Karttunen dikabarkan meludah di depan kelompok neo-Nazi yang sedang menggelar unjuk rasa anti-imigrasi di Helsinki. Dia kemudian ditendang di bagian dada dan disungkurkan ke tanah sehingga kepalanya terbentur. Karttunen meninggal dunia akibat luka-lukanya pada 16 September.
“Kekerasan esktrimis sayap kanan semakin menjadi-jadi dan seseorang yang bernyali berani melawannya dengan taruhan nyawa,” tulis kelompok penyelenggara demonstrasi anti-rasisme itu di laman Facebook.
Seorang pemuda berusia 26 tahun bernama Jesse Torniainen, seorang pemimpin gerakan neo-Nazi yang terkenal, telah dijebloskan ke dalam tahanan dengan tuduhan melakukan serangan, serta pembunuhan tidak sengaja dengan kekerasan. Torniainen, tokoh sentral Gerakan Perlawanan Finlandia, membantah semua tuduhan tersebut.
Tarja Halonen, mantan presiden Finlandia, menyampaikan pidato dalam unjuk rasa kemarin itu, yang diakhiri dengan mengheningkan cipta guna mengenang Jimi Karttunen.*