Hidayatullah.com—Gereja Katolik di Vietnam yang dikuasai Komunis dinilai tidak tumbuh dan berkembang dengan program evangelisasi. Sementara itu, editor sebuah buku petunjuk gereja menyalahkan pada usaha-usaha evangelisasi yang dinilai tidak berdampak.
Pastor Anthony Nguyen Ngoc Son, seorang editor ‘Buku Petunjuk Gereja Katolik Vietnam tahun 2016’, mengatakan kepada hanya 38.050 orang dewasa yang masuk Katolik pada tahun 2015 tapi umat dalam jumlah yang sama juga meninggalkan iman mereka.
Diumumkan bulan Februari, buku petunjuk itu menunjukkan bahwa sampai 31 Desember 2015, ada 6,7 juta orang Katolik di negeri itu atau 7 persen dari keseluruhan penduduk. Gereja Vietnam mempunyai 45 uskup, 5.386 imam, 4.854 siswa seminari dan di atas 500.000 anggota asosiasi kegiatan Katolik .
“Populasi orang Katolik tetap berjumlah sekitar 7 persen dari seluruh populasi untuk beberapa decade, menunjukkan bahwa pekerjaan evangelisasi tidak efektif,” kata Pastor Son, mantan sekretaris konferensi waligereja kepada Ucanews, Jumat (10/03/2017).
Ia mengatakan bahwa, saat kebanyakan umat Katolik dengan setia mengikuti pelayanan liturgi, mereka tidak mempunyai akses untuk mendalami pengalaman spiritual dan sedikit sekali orang yang sadar akan tugas evangelisasi ini.
“Ini adalah waktu yang tepat bagi orang Katolik dididik untuk sungguh bertemu dan mencintai Allah dan mempersatukan pengalaman mereka akan Dia ke dalam hidup harian mereka sehingga mereka dapat membawa nilai-nilai Kristiani kepada orang lain,” Ia menambahkan.
Pastor Son mengatakan evangelisasi adalah tugas mendesak di Vietnam tempat 10 juta orang menyangkal nilai-nilai spiritual dan mengejar materi dan jutaan lain hidup di bawah garis kemiskinan, mendapatkan kurang dari US$1 per hari.
Buku petunjuk itu menawarkan proposal konkrit untuk melatih misionaris untuk melayani 53 kelompok etnik sepanjang negeri itu dan mendorong orang Katolik untuk berpartisipasi dalam olahraga, budaya, komunikasi dan program – program kesehatan masyarakat untuk membangun masyarakat berdasarkan nilai-nilai kristiani.
Pastor Son mengatakan para uskup Vietnam telah merencanakan untuk mengumumkan buku petunjuk di tahun 2015 untuk menandai hari ulang tahun ke 400 orang Vietnam menerima iman Katolik dari misionaris Yesuit yang tiba tahun 1615.
Akan tetapi pejabat yang berwenang atas Religious Publishing House di Hanoi meminta imam itu untuk mengedit dan membatalkan setiap isi yang melawan pemerintah dan menunda publikasi buku itu sampai 20 Desember 2016.
“Itu memakan waktu 15 bulan untuk mendapat ijin dari penerbitan,” kata Pastor Son dan menambahkan bahwa pemerintah Vietnam tidak suka proposal buku untuk membantu mengembangkan gereja di masa depan melalui evangelisasi.
Istilah evangelisasi relatif baru dalam lingkungan gereja, yakni baru sejak Konsili Vatikan II (1962-1965). Sebelumnya Gereja menggunakan istilah ‘misi’ bukan ‘evangelisasi’. Sebagaimana istilah ‘kegiatan misi’ kegiatan berorientasi pada menobatkan orang. Evangelisasi adalah pemberitan kabar Injil kepada mereka yang dinilai belum mengenal Yesus Kristus.
Banyak cara dilakukan dalam kegiatan seperti ini. Contohnya dilakukan Pastor Josef Eugster dari Misionaris Bethlehem di Taiwan, di mana misionaris asal Swiss itu tinggal di masyarakat sejak tahun 1970 dengan cara menawarkanjasa refleksologi (pijat) sekaligus melakukan evangelisasi pada setiap orang yang ingin dipijat.
“Saya ingin mereka memulai hidup baru … untuk menjadi orang yang lebih peduli dengan belajar keutamaan kerendahan hati dari pijat kaki,” kata Pastor Eugster saat mulai mengajar pijat kaki di Lapas Taitung, sebuah kota di tenggara pulau itu.*