Hidayatullah.com—Dalam sebuah acara bincang-bincang di televisi Prancis, perancang busana terkemuka asal Jerman, Karl Lagerfeld, mengkritik kebijakan “anak perempuan pastor” Kanselir Angela Merkel yang membuka pintu bagi “jutaan” pengungsi masuk ke Jerman. Regulator media Prancis kemudian turun tangan menyelidiki kasusnya.
Regulator media Prancis hari Senin (13/11/2017) mengumumkan bahwa ratusan orang telah menyampaikan keluhan atas Karl Lagerfeld, setelah perancang busana itu muncul dalam acara bincang-bincang di televisi Prancis pada akhir pekan kemarin, lapor Deutsche Welle.
Lagerfeld, yang menjabat sebagai direktur kreatif rumah busana Chanel dan Fendi, menyulut kemarahan publik hari Sabtu ketika dia menggunakan Holocaust guna mengkritik Kanselir Jerman Angela Merkel dan kebijakan pintu terbukanya untuk para pengungsi yang menyelamatkan diri dari perang.
“Orang tidak bisa –meskipun ada jeda puluhan tahun– membunuh jutaan Yahudi supaya bisa membawa masuk jutaan musuh paling besar mereka untuk menggantikan tempatnya,” kata Lagerfeld dalam bincang-bincang yang disiarkan di layar televisi hari Sabtu itu.
“Saya kenal seseorang di Jerman yang mengambil seorang bocah Suriah dan setelah empat hari berkata, ‘Ciptaan paling besar Jerman adalah Holocaust’,” imbuh Lagerfeld, pesohor yang mengaku-aku ayahnya berasal dari keluarga bangsawan Jerman-Swedia. Padahal, ayah Lagerfeld adalah pria dari kalangan biasa yang menikah dengan seorang wanita penjual pakaian dalam.
“Merkel sudah menampung berjuta-juta (migran) yang berintegrasi dengan baik dan yang bekerja dan semuanya baik … jadi dia sudah tidak perlu menampung jutaan lainnya hanya demi memperbaiki citranya sebagai ibu tiri jahat setelah krisis Yunani,” kata perancang busana beberapa kali berganti pasangan pria itu.
“Tiba-tiba kita melihat sosok putri pastor,” imbuh Lagerfeld, merujuk ayah Merkel yang merupakan seorang pendeta Protestan di bekas Jerman Timur.
Meskipun Lagerfeld sudah dikenal sebagai pesohor yang kerap mengeluarkan kata-kata pedas dan kontroversial, regulator media di Prancis mengatakan akan tetap mengkaji program tersebut dan akan memutuskan apakah akibat pernyataannya itu Lagerfeld bisa diajukan ke pihak berwenang.*