Hidayatullah.com–Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat pengumuman kemarin, ia akan mencalonkan seorang komandan pensiun angkatan militer di Asia Barat, Jenderal John P Abizaid sebagai duta baharunya ke Arab Saudi, posisi yang mempertimbangkan sensitivitas setelah insiden pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi.
Pemilihan itu, jika disahkan Senat, akhirnya memberi Trump, perwakilan sendiri di Riyadh ketika hubungannya dengan Washington semakin tegang sehubungan pembunuhan kejam Khashoggi, wartawan yang tinggal di AS dan menulis untuk koran The Washington Post.
Abizaid, seorang warga AS keturunan Libanon dan fasih berbahasa Arab serta menghabiskan waktu beberapa tahun tinggal di Asia Barat, menjabat sebagai kepala Pusat instruksi AS yang bertanggung jawab untuk wilayah itu dan mengawasi tahun awal Perang Iraq di bawah pemerintahan Presiden George W Bush.
Sejak 2016, ia berfungsi sebagai wakil khusus tentara Ukraina, membantu meningkatkan kemampuannya melawan invasi Rusia.
Pencalonan dilakukan enam minggu setelah Khashoggi terbunuh ketika mengunjungi konsulat Arab Saudi di Istanbul 2 Oktober lalu. Sebuah tim agen Arab Saudi terbang ke Istanbul dan membunuhnya beberapa menit setelah dia tiba, kemudian memotong tubuhnya, menurut pihak berwenang Turki.
Pihak berwenang Saudi mengakui bahwa Khashoggi terbunuh di konsulat dan itu direncanakan tetapi terus menyangkal keterlibatan Putra Mahkota Muhammad bin Salman.
Tidak adanya perwakilan apakah di Arab Saudi dan Turki menjadi penyebab perdebatan sejak kematian Khashoggi, lebih-lebih lagi banyak jabatan penting diplomatik tidak diisi hampir dua tahun setelah administrasi Trump, sebagian karena tidak ada dicalonkan dan yang lain disebabkan Senat tidak bertindak.
Strategi Asia Barat Trump sangat bergantung pada Arab Saudi, hubungan menantunya, Jared Kushner dan penasihat senior.
Abizaid, 67, lulusan West Point dan menghabiskan 34 tahun di tentara. Dia sangat dihormati di kalangan diplomat militer dan veteran, tulis Reuters.*