Hidayatullah.com—Sekitar 30 persen perusahaan yang berbasis di Rusia menggunakan teknologi artificial intelligence (AI), meninggalkan perusahaan-perusahaan Eropa dan Amerika Serikat di belakang, menurut hasil survei Microsoft.
Para eksekutif perusahaan Rusia sedikitnya 7,7 persen berada di depan dalam hal penggunaan teknologi, kata Microsoft, seraya menambahkan bahwa di Prancis misalnya tingkat penggunaan AI mencapai 10 persen.
Microsoft memaparkan hasil surveinya itu dalam laporan berjudul “Business Leaders in the Age of AI” yang dirilis awal pekan lalu, lansir RT (10/3/2019). Sekitar 800 eksekutif dari delapan negara –Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Rusia, Swiss, Inggris dan Amerika Serikat– ikut ambil bagian dalam survei itu, yang dilakukan pada bulan Januari 2019. Mereka adalah para eksekutif dari perusahaan yang memiliki karyawan lebih dari 250 orang.
“Kita melihat ketertarikan terhadap solusi berbasis artificial intelligence dunia usaha di Rusia meningkat secara signifikan tahun lalu,” kata CEO ABBYY Rusia Dmitry Shushkin. Dia mengungkap bahwa perusahaan pendapatan perangkat lunak itu dari proyek-proyek berbasis AI naik 63 persen pada tahun 2018.
Eksekutif-eksekutif perusahaan Rusia termasuk kalangan yang paling mengapresiasi AI dalam aktivitas bisnisnya. Mereka mengatakan bahwa tenologi kecerdasan buatan membantunya dalam pengelolaan perusahaan. Menurut survei Microsoft tersebut, para pebisnis itu juga menunjukkan ketertarikan yang sangat besar untuk bekerja dengan menggunakan teknologi secara lebih efektif. Untuk melakukannya, 90 persen responden Rusia bersedia berkonsultasi dengan para ahli bidang tersebut. Sementara secara umum di seluruh dunia, eksekutif perusahaan yang bersedia melakukan hal itu hanya 67 persen.
Namun demikian, survei yang dilakukan Microsoft itu tidak mencakup China, salah satu negara yang saat ini unggul di bidang AI dan tidak segan mengucurkan uang dalam jumlah besar untuk pengembangan teknologi tersebut.*