Hidayatullah.com-Raja Yordania Abdullah II pada Ahad mengumumkan kedaulatan penuh negaranya atas dua bidang tanah yang pernah dipakai Israel, menandai kedaulatan Amman mendapatkan tanahnya setelah digunakan negara penjajah itu selama 25 tahun berakhir.
“Hari ini, saya mengumumkan berakhirnya lampiran al-Ghamar dan al-Baqura dalam perjanjian damai dan [menerapkan] kedaulatan penuh Yordania atas setiap jengkal tanah [yang sebelumnya disewa],” kata raja dalam pidatonya di pembukaan parlemen dikutip Anadolu Agency.
Dikuasai Israel sejak akhir 1940-an, Yordania mengizinkan Israel untuk menyewa wilayah itu selama 25 tahun di bawah perjanjian damai 1994 antara kedua negara.
Duta Besar Palestina di Amman Atallah Khairi memuji pidato Raja Jordania Abdullah II pada Ahad (10/11) saat pembukaan sidang rutin ke-18 parlemen.
Melalui pernyataan pers pada Ahad, Khairi menggarisbawahi penghargaan rakyat dan pemimpin Palestina atas penegasan kembali Raja Abdullah mengenai posisi Jordania, yang tak tergoyahkan, dalam mendukung Palestina.
Khairi mengatakan bagian pidato Raja Abdullah yang menyentuh konflik Palestina-Israel sangat berarti bagi rakyat dan pemimpin Palestina, kutip Petra.
Utusan Palestina tersebut mengatakan posisi Raja Abdullah sangat penting di kalangan Arab, tingkat regional dan internasional.
Ia juga mengatakan dunia memperhatikan apa yang dikatakan raja Yordania itu dengan penuh perhatian dan penghormatan karena kepercayaan dan kredibilitas sangat besar yang telah diperlihatkan Raja Abdullah kepada dunia.
Dalam pidatonya, Raja Abdullah II mengatakan Yordania akan mengakhiri “mengambil dua wilayah di Ghumar dan Al-Baqoura, dalam perjanjian damai dan memaksakan kedaulatan penuh kami pada setiap inci dari mereka (Israel).”
Menurut pengamat, keputusan ini dikarenakan hubungan negara penjajah itu yang semakin tidak hangat lagi kepada Yordania, khususnya terkait sikap Israel di Masjid al Aqsha (Baitul Maqdis), mengingat, Yordania adalah pengelola situs suci warisan umat Islam sedunia ini.
Bulan Oktober 2018, Raja Abdullah II menghadapi tekanan parlemen untuk tidak memperbarui sewa dengan Israel, mengingat adanya kasus penembakan warga negara Yordania yang dilakukan penjaga keamanan Kedutaan Besar Israel di Amman tahun 2017.
Dalam insiden yang menewaskan warga Jordan ini semakin membuat memanasnya hubungan Israel dan Yordania.
Peristiwa itu terus memunculkan ketegangan keduanya, membuat Raja Yordania berbalik arah, memutus kerjasama sewa tanah dengan Israel.*