Hidayatullah.com–Koalisi partai yang berkuasa saat ini di Malaysia, Pakatan Harapan (PH), hari Sabtu (16/11/2019) untuk keempat kalinya kalah dalam by-election (pemilihan antarwaktu untuk mengisi kursi kosong yang ditinggalkan anggota dewan) sejak naik ke puncak kekuasaan pada Mei 2018. Inikah bukti melunturnya popularitas koalisi pimpinan Perdana Menteri Mahathir Mohamad itu?
Oposisi mengamankan suara mayoritas lebih dari 15.000 untuk merebut kursi dari Pakatan Harapan di parlemen Tanjung Piai, sebuah daerah di negara bagian Johor, lansir Reuters.
Belakangan ini, koalisi yang dimotori Partai Keadilan Rakyat (PKR) pimpinan Anwar Ibrahim itu semakin melorot popularitasnya di mata rakyat, yang kecewa dengan sejumlah kebijakan pemerintah selama satu tengah tahun berkuasa.
Menurut lembaga jajak pendapat independen Merdeka Center, pada bulan Juli popularitas PH melorot menjadi 41% dari 64% ketika mereka merebut kekuasaan dari Barisan Nasional di tahun kemarin.
Ketidakpuasaan masyarakat antara lain disebabkan ketidaktegasan Mahathir tentang waktu peralihan jabatan perdana menteri ke tangan Anwar Ibrahim, salah satu kesepakatan kunci dalam pembentukan koalisi Pakatan Harapan.
“Ini merupakan referendum terhadap PH pimpinan Tun Dr. M,” kata Syed Husin Ali, salah seorang mantan pemimpin PKR.
“Keputusannya sudah jelas. Rakyat kecewa dan ingin memberi pelajaran terhadap PH dan khususnya Tun Dr. M. Dia seharusnya sudah tahu apa yang semestinya dilakukan segera. Jangan ada lagi penundaan!” kata Syed Husin lewat Twitter.
Tanjung Piai merupakan kursi kedua yang lepas dari tangan PH sejak berkuasa, dan yang pertama lepas dengan kekalahan suara yang sangat besar dari Barisan Nasional, pemerintahan Koalisi yang ditumbangkannya lewat Pemilu Mei 2018.
Selain kecewa dengan ketidakjelasan soal peralihan kekuasaan ke tangan Anwar Ibrahim, rakyat Malaysia rupanya juga kecewa dengan PH yang sampai saat ini belum dapat mengatasi masalah biaya hidup yang melonjak. Masalah biaya hidup ini dulu yang dijanjikan PH akan diatasi dalam kampanye-kampanye mereka, kata Adib Zalkapli, direktur Bower Group Asia di Malaysia.
“Jelas pemilih di Tanjung Piai tidak terkesan dengan pemerintahan PH,” imbuhnya.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis setelah pengumuman hasil perhitungan suara, Anwar Ibrahim mengatakan hasil pemilu tersebut mengejutkan kepemimpinan koalisi.
“Kita harus mengambil ini sebagai pelajaran,” kata Anwar. “Kita harus bekerja membangun kepercayaan publik terhadap kebijakan-kebijakan PH dengan langkah-langkah positif guna mewujudkan janji-janji (kampanye pemilu) kita,” imbuh suami dari Wan Azizah Wan Ismail, wakil perdana menteri Malaysia, itu.*