Hidayatullah.com-Penasihat militer senior Iran pada Ahad mengatakan negaranya akan merespon pembunuhan Letnan Jenderal Qassem Soleimani oleh AS dengan kekuatan militer dan akan menarget situs-situs militer.
Hossein Dehghan, penasihat militer untuk Pemimpin Tertinggi Ayatollah Khamenei, mengatakan pada CNN bahwa Iran tidak berupaya berperang dengan Amerika Serikat.
“Responnya pasti akan berupa tindakan militer dan terhadap situs-situs militer,” kata Dehghan, bahkan dia bersikeras Teheran tidak berupaya membuka konflik yang luas.
“Saya katakan satu hal: Kepemimpinan kami telah secara resmi mengatakan bahwa kami tidak pernah mencari perang dan tidak akan mencari perang.”
“Amerikalah yang telah memulai perang,” dia melanjutkan. “Karena itu, mereka harus menerima reaksi yang sesuai dengan tindakan mereka. Satu-satunya hal yang dapat mengakhiri periode perang ini adalah dengan Amerika menerima serangan yang setara dengan serangan yang mereka lakukan. Setelah itu mereka seharusnya tidak mencari siklus baru.”
Presiden AS Donald Trump men-tweet pada Sabtu bahwa AS telah “menargetkan 52 situs Iran” yang akan segera diserang jika Iran menyerang warga Amerika, dan beberapa dari target itu adalah situs budaya yang penting bagi Iran.
Dehghan mengatakan kepada CNN bahwa jika AS menyerang situs-situs budaya, itu akan dianggap sebagai deklarasi perang dan Iran akan menanggapi dengan keras.
Sementara itu, AS memperingatkan warga Amerika di Arab Saudi “akan meningkatkan resiko serangan rudal dan pesawat tak berawak.” Pesan peringatakan dikirimkan oleh misi AS di sana mengatakan bahwa di masa lalu “aktor regional yang bermusuhan dengan Arab Saudi telah melancarkan serangan drone dan rudal terhadap target-target militer dan sipil di dalam kerajaan.”
Serta memperingatkan warga Amerika yang tinggal dan bekerja di dekat markas militer, fasilitas minyak dan gas serta infrastruktur sipil penting lainnya beresiko lebih tinggi terkena serangan, khususnya di Provinsi Timur di mana raksasa minyak Aramco bermarkas dan wilayah-wilayah di dekat perbatasan dengan Yaman.
Josep Borrell, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa telah berbicara dengan menteri luar negeri Iran melalui panggilan telepon dan memintanya untuk menenangkan situasi.*