Hidayatullah.com – Israel pada Ahad mengumumkan akan mengizinkan warganya untuk melakukan perjalanan ke Arab Saudi untuk pertama kalinya, dalam kondisi tertentu.
Menteri Dalam Negeri Israel Aryeh Deri, setelah berkonsultasi dengan lembaga keamanan negara Zionis tersebut, merilis pernyataan yang mengatakan warga Israel akan diizinkan melakukan perjalanan ke Arab Saudi dengan dua kondisi: Untuk alasan keagamaan – melakukan haji, atau hingga 90 hari untuk alasan bisnis.
Para wisawatan akan masih membutuhkan perizinan dari otoritas Saudi, pernyataan itu mengatakan.
Langkah semacam ini seringkali dilakukan Israel, untuk memperbaiki citra mereka di mata internasional. Sementara mereka menduduki wilayah Palestina dan memblokade Jalur Gaza.
Rencana ‘perdamaian’ konflik Israel-Palestina tanpa Pemimpin Palestina
Pernyataan ini datang setelah Presiden AS Donald Trump mengundang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan rival politik utamanya Benny Gantz, pemimpin partai Biru dan Putih, ke Washington DC.
Kedua pemimpin Zionis itu akan mendengar rincian ‘rencana perdamaian’ yang lama ditunda Gedung Putih menyusul pemilihan umum Israel pada Maret, yang ketiga dalam kurun waktu satu tahun.
Aspek politik dari inisiatif ini telah ditutup dengan ketat. Hanya proposal ekonomi, termasuk rencana investasi $ 50 miliar yang diajukan oleh penasihat Trump Jared Kushner, yang telah diungkapkan.
Peluncuran rencana Trump untuk mengakhiri konflik antara Israel dan Palestina telah ditunda beberapa kali dalam dua tahun terakhir. Namun rencana perdamaian konflik Israel-Palestina itu tidak melibatkan para pemimpin Palestina.*