Hidayatullah.com—Pengadilan Iran hari Selasa (30/6/2020) menjatuhkan hukuman mati, editor website berita anti-rezim, Ruhullah Zam atas tuduhan “membuat kerusakan di muka bumi”. Iran menangkap Zam yang dituduh “diarahkan oleh dinas intelijen Prancis” dalam “sebuah operasi canggih dan profesional” oleh organisasi intelijen Garda Revolusi, kutip pasukan paramiliter elit iran dalam sebuah pernyataan hari Senin.
Iran menuduh Zam “diarahkan oleh dinas intelijen Prancis dan didukung oleh dinas intelijen Amerika dan rezim Zionis,” sesuatu yang sejak lama dibantah wartawan oposisi itu. Pengawal Revolusi Iran mengklaim mereka berhasil “menipu” layanan asing dan menangkapnya dengan “menggunakan metode intelijen modern dan taktik inovatif.”
Juru Bicara Kehakiman Iran Gulam Hussein Ismaili menginformasikan penerapan hukum terhadap editor media oposisi “Amednews” pada sebuah konferensi pers di Teheran. Ismaili mengungkapkan pengadilan mempertimbangkan 13 tuduhan berbeda dalam kejahatan “membuat kerusakan di bumi” dan menjatuhkan hukuman mati terhadap Zam. Dia juga mengatakan bahwa jurnalis oposisi lain diberikan hukuman penjara atas tuduhan lainnya.
Zam ditahan pada Oktober 2019 dan dibawa ke Iran dengan tuduhan “melakukan kegiatan anti-revolusioner”. Situs web Ruhollah Zam dan saluran aplikasi Telegram nya telah menyebar saat aksi protes dan informasi memalukan tentang para pejabat yang secara langsung menantang teokrasi Syiah Iran. Berita-beritana dinilai telah menggerakkan aksi demonstrasi.
Beberapa saat setelah hukuman itu diumumkan, sebuah video yang berisi pengakuan Ruhollah Zam, ditayangkan televisi pemerintah. Dalam video itu, seolah Zam mengakui kesalahan-kesalahan yang dibuatnya pada masa lalu dan kata permintaan maaf.
Juru bicara pengadilan Gholamhossein Esmaili yang mengumumkan hukuman mati Zam pada hari Selasa, mengatakan bahwa ia telah dihukum karena “korupsi di Bumi,” tuduhan yang sering digunakan dalam kasus yang melibatkan spionase atau upaya untuk menggulingkan pemerintah Iran. Tidak segera jelas kapan hukuman dijatuhkan, kutip AFP.
Tidak Manusiawi
Sejumlah organisasi HAM mengecam hukuman yang dijatuhkan pada Zam. Mereka juga menuding pengakuan terbuka itu merupakan hasil rekayasa. The Committee to Protect Journalists (CPJ) menilai, hukuman mati yang dijatuhkan terhadap Ruhullah Zam hari ini mengejutkan keterlaluan. CPJ mengatakan, kebijakan ini menunjukkan bagaimana wajah asli pemerintah Iran, meningkatkan kampanye mereka terhadap wartawan yang meliput protes anti-pemerintah.
“Keadilan menuntut agar putusan ini dibatalkan dan Zam bisa dibebaskan,” tulis CPJ melalui akun twitternya, @pressfreedom.
Sikap semena-mena Iran terhadap para wartawan sering menjadi sorotan dunia. Kelompok Wartawan Tanpa Tapal Batas (RSF), mengatakan sejak November tahun lalu saja, ada 12 wartawan ditangkap menyusul gelombang protes antipemerintah.
Kelompok yang bermarkas di Paris itu juga sempat mengecam keras “perlakuan menghina dan tidak manusiawi” terhadap dua orang wartawan perempuan di penjara Evin di Teheran. Wartawan Tanpa Tapal Batas (RSF) mengatakan, penahanan dan penyiksaan wartawan adalah contoh dari sekian banyak tindakan yang diambil pemerintah Iran untuk menindas wartawan.
Tahun lalu, menteri telekomunikasi Iran Mohammad Javad Azari Jahromi meminta Telegram menutup saluran AmadNews milik Zam, dengan mengatakan pihaknya menghasut “pemberontakan bersenjata.” Saluran, yang memiliki sekitar 1,4 juta pengikut, kemudian dihapus.
Pekan lalu Iran membebaskan seorang jurnalis Rusia yang ditahan di tengah laporan bahwa dia telah ditangkap karena dituduh sebagai mata-mata untuk Israel, lapor media Rusia. Teheran membantah laporan itu, mengatakan kasusnya adalah tentang pelanggaran visa. Kamis pagi mereka membawa Yulia Yuzikon dalam penerbangan kembali ke Moskow, situs berita Rusia melaporkan, mengutip kedutaan Rusia di Teheran.*