Hidayatullah.com — Komunitas Muslim-Turki di Trakia, Yunani bagian barat laut sedang dilanda perasaan waswas. Pasalnya mereka khawatir pihak berwenang Yunani ingin menghapus warisan dan peninggalan sejarah Utsmaniyah-Turki yang berasal dari abad ke-14 di wilayah itu.
Kekhawatiran itu berawal dari munculnya kecurigaan usai kotamadya Avdira, provinsi Xanthi berupaya membangun lapangan di atas pemakaman Muslim era Utsmaniyah pada tahun lalu. Rencana Yunani tersebut berhasil digagalkan setelah menjadi perhatian internasional.
“Yunani melakukan segala yang bisa untuk menghapus semua jejak sejarah Ottoman, baik itu pemandian, masjid, madrasah atau kuburan, di seluruh negeri dan di Trakia Barat,” kata seorang mufti (ulama Muslim) dari komunitas di Xanthi.
Berbicara kepada Anadolu Agency (AA) pada hari Rabu, Burhan Baran, seorang wakil dari partai oposisi sayap kiri PASOK, mengatakan masyarakat memilih anggota dewan pengawas yang akan bertanggung jawab untuk mengikuti kasus tersebut, tetapi otoritas Yunani belum menyetujui prosesnya.
“Wajar untuk curiga tentang alasan di balik ini,” kata Baran.
Dia menceritakan bahwa masyarakat mengimbau dewan kota untuk membersihkan batu nisan era Utsmaniyah yang tersebar di antara pepohonan di daerah yang dulunya adalah hutan.
“Mereka memberi kami alat dan kami menugaskan dua imam kami untuk menemukan dan melihat batu nisan. Setelah kami memahami bahwa tidak mungkin untuk membersihkan area tersebut karena situs tersebut sangat kuno, kami meminta pemerintah kota untuk menghentikan pekerjaan, berharap dapat membersihkan dengan bantuan dari warga setempat, ”ungkap Baran.
Saat masih dalam pembicaraan, walikota Bulustra tiba-tiba meminta dewan kota untuk menyetujui pembangunan lapangan sepak bola dan taman, katanya.
Komunitas tersebut kemudian mengajukan petisi kepada otoritas Yunani yang kompeten, termasuk dari kementerian pendidikan dan urusan agama, dan akibatnya berhasil menghentikan rencana pemerintah kota atas pemakaman tersebut.
“Yang saya inginkan adalah menjaga makam yang merupakan peninggalan sejarah ini, salah satu elemen pemersatu kita,” tegasnya.
Cengiz Ömer, seorang jurnalis lokal, berpendapat bahwa upaya pemerintah kota adalah bagian dari rencana yang lebih besar untuk memusnahkan properti dan perkebunan milik yayasan komunitas minoritas.
Walikota Bulustra yang berusaha membangun lapangan sepak bola di atas kuburan dikenal karena sentimen anti-Turki, tambahnya.
Secara keseluruhan, kata Ömer, itu adalah rencana niat buruk yang bertujuan untuk menghapus warisan ratusan tahun kehadiran Turki-Utsmaniyah di wilayah tersebut.
Wilayah Trakia Barat dekat perbatasan timur laut Yunani dengan Turki adalah rumah bagi populasi minoritas sekitar 150.000 Muslim Turki.
Hak-hak komunitas ini dijamin di bawah Perjanjian Lausanne tahun 1923, tetapi situasinya terus memburuk bagi orang-orang Turki Trakia Barat.
Melihat kehadiran komunitas sebagai “sandera” dari hubungannya dengan Turki, pemerintah Yunani telah melakukan banyak pelanggaran kewajibannya dan putusan Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa (ECtHR) selama bertahun-tahun. Misalnya, menutup sekolah dan masjid, melarang penggunaan istilah “Turki” atau “Turkik” atas nama sekolah dan yayasan mereka, dan melarang mereka memilih perwakilan agama mereka.
Pada tahun 2022 saja, Yunani menutup empat sekolah, memblokir pemilihan pemimpin agama setempat, dan mencegah masyarakat melakukan shalat Idul Fitri di tempat umum.
Turki telah lama mengkritik Yunani karena merampas hak dan kebebasan dasar komunitas mereka. Presiden Recep Tayyip Erdoğan menyerukan agar dunia Islam “tidak lagi menjadi penonton” penganiayaan terhadap minoritas Turki dan populasi Muslim di negara itu, tetapi tampaknya tidak berhasil.*
Zaman Revolusi Media | Media lemah, da’wah lemah, ummat ikut lemah. Media kuat, da’wah kuat dan ummat ikut kuat
Langkah Nyata | Waqafkan sebagian harta kita untuk media, demi menjernihkan akal dan hati manusia
Yuk Ikut.. Waqaf Dakwah Media
Rekening Waqaf Media Hidayatullah:
BCA 128072.0000 Yayasan Baitul Maal Hidayatullah
BSI (Kode 451) 717.8181.879 Dompet Dakwah Media