Hidayatullah.com—Arab Saudi tidak akan mengikuti jejak sekutunya, Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) untuk menjalin hubungan diplomatik dengan ‘Israel’ jika persoalan Palestina masih belum terselesaikan. Namun, Arab Saudi kini berusaha mengubah persepsi masyarakat tentang Yahudi, demikian kutip AFP.
Kantor berita itu mengatakan, buku teks sekolah yang sebelumnya menyatakan kebencian terhadap orang Yahudi juga sedang direvisi sebagai bagian dari kampanye Putra Mahkota Mohammad bin Salman untuk memerangi ekstremisme dalam pendidikan.
“Kerajaan Arab Saudi turut memutuskan untuk melarang penghinaan terhadap kaum Yahudi dan Kristen di masjid-masjid, “ kata seorang analisi Saudi, Najah al-Otaibi. “Retorika anti-Yahudi merupakan sesuatu yang lazim disampaikan imam pada khutbah Jumat,” ujarnya.
Pemerintah Arab Saudi juga berusaha dengan berani menjelaskan tokoh-tokoh Yahudi, termasuk pada bulan Februari ketika Raja Salman menerima kehadiran pemimpin agama Yahudi yang berbasis di Yerusalem David Rosen untuk pertama kalinya dalam sejarah modern.
“Bagian dari proses yang sedang dilakukan oleh semua negara Teluk untuk dinormalisasi adalah pada awalnya mempromosikan hubungan yang lebih baik antara Muslim dan Yahudi dan kemudian bergerak dengan berani untuk membahas ‘Israel’ dan Teluk,” kata pemimpin agama Amerika Marc Schneier, yang memiliki hubungan erat. bertemu dengan para pemimpin Teluk. “Ketika berbicara tentang Arab Saudi dan ‘Israel’ dalam hubungan, pertanyaannya adalah ‘kapan’, bukan ‘jika’, “ tambahnya.
Sementara itu, Arab News juga terlihat mengubah logo media sosialnya di Twitter dan Facebook dengan pidato dalam bahasa Ibrani untuk Rosh Hashanah, Tahun Baru Yahudi. Editor Arab News Faisal Abbas menyatakan bahwa liputan itu tidak dimaksudkan untuk dikaitkan dengan ‘Israel’ tetapi ditujukan untuk menghubungkan orang Yahudi dengan orang Arab di seluruh dunia.
Namun, data dari jajak pendapat publik Arab Saudi yang diterbitkan oleh Washington Institute for Near East Policy menunjukkan bahwa banyak warga Saudi yang tidak mendukung kesepakatan tersebut.*