Hidayatullah.com-Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu hari Ahad menggambarkan Benjamin Netanyahu sebagai “rezim rasis” dan “apartheid” akibat rencana jahatnya untuk merebut Lembah Jordan di Tepi Barat, dan menjadikan wilayah Palestina itu ajang kampanye pemilihannya.
“Janji pemilihan [Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu, yang menyampaikan semua jenis pesan ilegal, melanggar hukum dan agresif sebelum pemilihan, adalah negara apartheid rasis,” cuit Mevlut Cavusoglu dalam bahasa Inggris di akun twitternya.
“[Turki] Akan mempertahankan hak dan kepentingan saudara-saudari Palestina kita sampai akhir,” tegas Cavusoglu dikutip Anadolu.
Netanyahu mengatakan pada hari Selasa bahwa ia berniat mencaplok Lembah Jordan, wilayah Tepi Barat yang diduduki ‘Israel’ dalam perang tahun 1967 dan menginginkan Palestina sebagai bagian dari negara masa depan. Langkah ini mengkhawatirkan negara-negara Timur Tengah, kekuatan Eropa dan menteri luar negeri Arab.
Cavusoglu mengatakan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mengadakan pertemuan di Jeddah hari Ahad untuk membahas rencana Netanyahu ini.
Berbicara di Jeddah, Cavusoglu mengatakan rencana ‘memalukan’ Netanyahu dianggap sebagai upama ‘tercela’ untuk mendulang suara dalam pemilihan hari Selasa, dan telah dikritik oleh negara-negara Muslim.
“Jika seluruh komunitas Muslim menentang tindakan ini secara bersama, rencana sembrono, perilaku dan kebijakan Amerika dan Israel tidak akan mencapai level ini,” katanya.
Baca: OKI Menolak ‘Rencana Jahat’ Israel Mencaplok Tepi Barat
Netanyahu telah mengumumkan rencananya untuk mencaplok wilayah Lembah Jordan di Tepi Barat jika ia terpilih kembali dalam pemilihan minggu depan.
Pengumuman itu mengejutkan Timur Tengah, Eropa dan Kementerian Luar Negeri Arab.
Sebanyak 70.000 warga Palestina – bersama dengan sekitar 9.500 pemukim Yahudi – saat ini tinggal di Lembah Yordania, sebidang tanah luas dan subur yang menyumbang sekitar seperempat dari keseluruhan wilayah Tepi Barat.
‘Israel’ mengklaim bahwa Lembah Yordania sangat penting bagi keamanannya dan secara konsisten menolak gagasan melepaskan sebagian wilayahnya dalam resolusi apa pun dengan Palestina di masa depan.
Sekitar 650.000 orang Yahudi Israel saat ini tinggal di lebih dari 100 permukiman yang dibangun sejak 1967, saat ‘Israel’ menjajah dan menduduki Tepi Barat dan Yerusalem Timur adalah wilayah pendudukan dan semua aktivitas dan pembangunan Yahudi adalah ilegal menurut hukum internasional.*