Hidayatullah.com — Setidaknya dua ledakan terjadi di luar bandara Kabul pada Kamis ketika Amerika Serikat dan negara-negara lain mencoba untuk mengevakuasi warga mereka dan warga Afghanistan yang berisiko dari Taliban.
Pejabat AS dan sumber yang mengetahui situasi tersebut mengatakan bahwa menurut laporan awal, ada beberapa personel AS diantara para korban. Sementara pihak Taliban juga melaporkan penjaga mereka turut menjadi korban.
Reuters, mengutip sumber Taliban, menyebut 13 orang tewas dalam ledakan tersebut. Sedangkan Al Jazeera, mengutip sumber Taliban lain, menyebut korban tewas 11 orang.
“Kami dapat mengkonfirmasi bahwa ledakan di Gerbang Abbey adalah hasil dari serangan kompleks yang mengakibatkan sejumlah korban AS & sipil. Kami juga dapat mengkonfirmasi setidaknya satu ledakan lain di atau dekat Baron Hotel, tidak jauh dari Abbey. Gerbang. Kami akan terus memperbarui,” kata juru bicara Pentagon John Kirby di Twitter pada Kamis (26/08/2021).
Ledakan terjadi di salah satu gerbang Bandara Internasional Hamid Karzai dan tampaknya merupakan serangan bunuh diri, menurut pejabat AS.
Warga Afghanistan telah berkumpul di gerbang mencoba untuk mendapatkan akses ke bandara, yang menjadi satu-satunya jalan keluar sejak Taliban mengambil alih Kabul.
Sebelumnya, para pejabat AS dan sekutu mengatakan mereka menerima intelijen bahwa pembom bunuh diri yang terkait dengan kelompok Daesh Afghanistan. Kelompok yang disebut Islamic State-Khorasan itu mengancam akan menyerang bandara menjelang tenggat waktu Washington 31 Agustus untuk menyelesaikan evakuasi.
Taliban, yang para pejuangnya menjaga perimeter di luar bandara, adalah musuh dari afiliasi tersebut.
“Penjaga kami juga mempertaruhkan nyawa mereka di bandara Kabul, mereka juga menghadapi ancaman dari kelompok Daesh,” kata seorang pejabat Taliban, yang berbicara dengan syarat anonim dan sebelum laporan ledakan.
Kamis pagi waktu Kabul negara-negara Barat memperingatkan warganya untuk segera meninggalkan sekitar bandara karena ancaman teroris, ketika ribuan orang berusaha mencapai jumlah penerbangan evakuasi yang semakin berkurang.*